Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Khutbah Idul Adha 2022: Keikhlasan Nabi Ibrahim dan Rela Berkorban Demi Perintah Allah

Khutbah Idul Adha 2022: Keikhlasan Nabi Ibrahim dan rela berkorban demi perintah Allah. Khutbah Idul Adha dilakukan setelah salat Idul Adha.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Khutbah Idul Adha 2022: Keikhlasan Nabi Ibrahim dan Rela Berkorban Demi Perintah Allah
vecteezy.com
ILUSTRASI Hari Raya Idul Adha 2022 - Khutbah Idul Adha 2022: Keikhlasan Nabi Ibrahim dan rela berkorban demi perintah Allah. 

TRIBUNNEWS.COM - Khutbah Idul Adha dilakukan setelah salat Idul Adha.

Idul Adha dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah.

Tema khutbah Idul Adha dapat mengulas seputar penyembelihan hewan kurban dan tujuannya.

Penyembelihan hewan kurban dilakukan pada hari raya Idul Adha dan hari Tasyrik.

Selain itu, khotib juga dapat menyampaikan kisah Nabi Ibrahim secara singkat.

Simak contoh Khutbah Idul Adha berikut ini.

Baca juga: Tata Cara Sholat Idul Adha dan Niat Sholat Sendiri Maupun Berjamaah

Khutbah Idul Adha

Berita Rekomendasi

1. Khutbah 1: Keikhlasan Nabi Ibrahim Merelakan Ismail

Berikut ini contoh khutbah Idul Adha, dikutip dari Kemenag.

Kaum muslimin jama'ah sholat Idul Adha Rahimakumullah.

Dalam suasana gembira saat ini, kita merayakan hari raya Idul Adha, berkumpul di tempat ini melantunkan takbir, tahmid dan tahlil sebagai ungkapan rasa syukur serta terima kasih kita kehadirat Allah Swt, Kita agungkan asma Allah, Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Hari ini adalah hari Raya Haji atau hari Raya Qurban yang penuh keistimewaan.


Karena pada saat ini, jutaan umat Islam berasal dari seluruh penjuru dunia sedang melaksanakan ibadah haji dengan mengumandangkan takbir dan talbiyah silih berganti.

Hari ini juga, kita mengenang sejarah qurban yang diawali oleh dua hamba Allah yang sholeh melaksanakan perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim a.s. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengurbankan putra kesayangannya Ismail, a.s. lewat mimpi yang benar.

Tidak bisa kita bayangkan kegembiraan orang tua yang telah mendambakan anak selama bertahun-tahun.

Nabi Ibrahim yang sangat mencintai Ismail, harus merelakannya untuk menunaikan perintah dari Allah, untuk menguji hatinya.

Cinta Nabi Ibrahim kepada Allah jauh lebih besar dan jauh lebih di atas segalanya daripada cintanya kepada anak, isteri, harta benda dan materi keduniaan lainnya.

Baca juga: Berita Foto : Melihat Persiapan Hewan Kurban Jelang Idul Adha di Berbagai Negara

Oleh karena itu, Nabi Ibrahim a.s, dalam dialognya seperti yang dilukiskan dalam bahasa yang sangat indah dan menyejukkan di dalam al-Qur'an surat Ash-Shafaat: 102: 

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: "Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

Dalam detik-detik yang mengharukan itu, ketika Ismail sudah dibaringkan untuk dilakukan penyembelihan, Allah menggantinya dengan seekor kibar besar yang dibawa oleh malaikat Jibril.

Penyembelihan qurban merupakan suatu tindakan penundukan dan penguasaan kecenderungan hewani dalam diri manusia itu sendiri yang dalam bahasa agama disebut al-nafsu alammârah dan al-nafsu al-lawwamah, yaitu keinginan rendah yang selalu mendorong atau menarik manusia ke arah kekejian dan kejahatan.

Qurban disyariatkan guna mengingatkan manusia bahwa jalan menuju kebahagiaan membutuhkan pengorbanan.

Yang dikorbankan bukan manusia, bukan pula kemanusiaan, namun yang dikorbankan adalah binatang, yang sempurna tanpa cacat, sebagai indikasi agar sifat-sifat kebinatangan dalam diri harus dibuang jauh-jauh.

Hadirin hadirat rahimakumullah, Demikianlah khotbah Idul Adha, semoga ada manfaatnya bagi kita bersama. Untuk mengakhiri khotbah kita pada kesempatan ini, marilah kita bersama-sama memusatkan ingatan kita kepada Allah seraya mengangkat tangan dan memohon do'a ke hadirat-Nya. 

Baca juga: Niat Puasa Arafah Sebelum Idul Adha, Berikut Keutamaan Menjalankannya

2. Khutbah 2: Sikap Rela Berkurban sebagai Bukti Cinta Sejati

Ilustrasi Idul Adha 2021.
Ilustrasi Idul Adha. (Freepik)

Berikut ini contoh khutbah Idul Adha yang dibawakan oleh Al Fitri, S.Ag., S.H., M.H.I., Wakil Ketua Pengadilan Agama Tanggamus Kelas IB, dikutip dari Badilag Mahkamah Agung.

Jama’ah Idul Adha yang berbahagia.

Marilah bersama kita meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebaik-baiknya, dengan cara menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Semoga Allah memberikan petunjuk agar kita bisa berada di jalan yang lurus dan Allah memberikan kekuatan, kesabaran kepada kita semua dalam menjalani kehidupan pasca pandemi Covid-19.

Idul Adha yang identik dengan kurban diharapkan dapat meningkatkan rasa syukur serta meningkatkan kepedulian sesama.

Hikmah yang terkandung dalam berkurban untuk meningkatkan kepedulian sosial.

Kita jadikan hari Raya Idul Adha momentum kepahlawanan sosial bagi masyarakat yang terdampak Covid-19, sebagai wujud cinta sesama manusia.

Berkurban di masa pasca pandemi merupakan sebagai tanda cinta sejati pada sesama.

Bukan tentang seberapa banyak daging kurban yang akan kita tebar, akan tetapi tentang pengorbanan dan
bukti kecintaan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar wa lillaahil-hamd.

Jama’ah Idul Ahda yang dirahmati Allah.

Ruh daripada perjalanan sejarah disyariatkan ibadah kurban dari suatu masa ke masa, dari sebuah generasi ke generasi, yang telah lama menjadi salah satu perintah yang harus dilaksanakan oleh Nabi dan Rasul di zaman mereka masing-masing.

Sejarah kurban digambarkan oleh Q. S. Al Hajja[22]:34 yang artinya:

"Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah),"

Perintah kurban pada masa Nabi Adam As, diawali tentang cerita kedua puteranya Habil dan Qabil ketika mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil).

Kemudian ibadah kurban dilanjutkan oleh Nabi Idris As, Nabi Nuh As.

Sementara itu ibadah kurban di masa Nabi Ibrahim As , berkaitan dengan kisah ketulusan dan totalitas dalam berkurban di dalam mengarungi kehidupan oleh Nabi Ibrahim As dan putranya Nabi Ismail As.

Nabi Ibrahim As diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya, Ismail.

Saat itu, Ibrahim telah berusia senja dan Ismail mencapai usia remaja.

Harapannya agar jama’ah yang hadir di sini diharapkan bisa meneladani jejak Nabi Ibrahim yang telah membuktikan pengorbanannya dan kecintaannya pada Allah Swt, mengalahkan kecintaan dan ketundukan pada dunia yang fana.

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar wa lillaahil-hamd.

Jama’ah Idul Adha yang terhormat.

Demikian yang dapat khatib sampaikan dalam kesempatan ini semoga bermanfaat untuk kita semua, mudah-mudahan ibadah kurban yang kita laksanakan hari ini, dan 3 hari pada hari Tasyrik (11, 12 dan 13 Zulhijjah ini) diterima Allah Swt dan bagi jama’ah yang belum bersempatan melaksanakan kurban di tahun ini semoga tahun depan bisa melaksanakan

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Khutbah Idul Adha

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas