Kiat Hadapi Niat Orangtua yang Ingin Menjodohkan dengan Calon Mantu, 'Jangan Langsung Menolak'
Utarakan kesamaan dari alasan yang diberikan oleh orangtua dan setelahnya baru sampaikan hal yang membuat diri tidak bisa menerima perjodohan ini
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Walau zaman modern, perjodohan oleh orangtua masih dilakukan. Lantas bagaimana menghadapi niat orangtua yang ingin menjodohkan kita dengan orang yang belum dikenal?
Menurut Psikolog Klinis dan Peneliti Relasi Interpersonal Pingkan Rumondor MPsi terkait perjodohan, ada sebagian orang yang keberatan atau merasa tidak cocok.
Pingkan pun memberikan tips bagi muda-mudi yang merasa keberatan dengan perjodohan orangtua mereka.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan.
Pertama, dengarkan alasan orangtua kenapa berencana ingin menjodohkan dengan orang tersebut. Apa tujuan dari orangtua menjodohkan kita.
Baca juga: Vicky Prasetyo Sering Kawin Cerai, Anggap Jodoh Terbaik Sedang Disiapkan oleh Tuhan
"Apa yang diharapkan dari perjodohan ini, dengarkan penjelasan dari orangtua," ungkapnya pada konferensi pers kampanye #SpeakUpforLove Closeup
Kedua, setelah orangtua menjelaskan alasan perjodohan, maka mulailah mencocokkan nilai-nilai yang ada pada diri dengan alasan tersebut. Jika sesuai, maka lanjutkan.
Namun jika tidak setuju, coba lah langkah ketiga yakni tenangkan diri terlebih dahulu, bisa dengan mengatur nafas agar tidak terlalu meledak-ledak.
"Cari alasan yang membuat kita setuju terlebih dahulu. Mungkin seperti 'aku ngerti sih kenapa mama dan papa mau menjodohkan aku. Kayaknya dia baik, Cuma aku punya tujuan lain atau punya orang lain yang disukai," papar Pingkan.
Menurut Pingkan jangan langsung menyatakan penolakan.
Utarakan kesamaan dari alasan yang diberikan oleh orangtua. Setelahnya, baru sampaikan hal yang membuat diri tidak bisa menerima perjodohan ini.
Diharapkan dengan membangun komunikasi interaktif dengan orangtua dapat membuka ruang diskusi.
"Atau kalau bersedia dijodohkan, mungkin bisa sampaikan kriteria yang diinginkan atau kurang setuju dijodohkan karena masih ingin eksporlasi diri, maka bisa disampaikan. Jadi terbentuk ruang diskusi, itu yang penting. Bukan langsung defenitif," pungkasnya.