Perlunya Kolaborasi untuk Menurunkan Jumlah Sampah Plastik di laut
Pemerhati Lingkungan, Tasya Kamila mengatakan, masalah sampah akan menjadi besar jika terus dibiarkan karena akan berdampak pada kelangsungan hidup
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Permasalahan sampah plastik memang masih menjadi salah satu isu lingkungan yang dihadapi Indonesia dan harus segera dituntaskan.
Untuk mengatasinya, ada beberapa permasalahan yang perlu jadi perhatian mulai dari jumlah sampah yang besar, pengelolaan sampah yang kurang bertanggung jawab, dan perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan sehingga mencemari lingkungan, terutama lingkungan laut Indonesia.
Pemerhati Lingkungan, Tasya Kamila mengatakan, masalah sampah akan menjadi besar jika terus dibiarkan karena akan berdampak pada kelangsungan hidup manusia dan mengakibatkan kerusakan pada lingkungan.
Baca juga: Antisipasi Banjir, Dosen UNJ Gelar Pelatihan Pengelolaan Sampah Bagi Siswa SD di Bantaran Ciliwung
Permasalahan sampah bisa menjadi berat dan sulit terselesaikan bila hanya mengandalkan satu pihak saja.
Perlu adanya dukungan dari berbagai pihak untuk mendukung upaya untuk mengelola sampah secara bertanggung jawab agar tidak mencemari lingkungan, baik itu daratan maupun perairan Indonesia.
"Tidak hanya pemerintah, tetapi dari pihak swasta, asosiasi, komunitas, dan masyarakat Indonesia sebagai aksi kolaborasi dalam penurunan sampah plastik di laut," kata Tasya Kamila dalam keterangannya di sela-sela peluncuran program Blackmores Peduli Tukar Botol di Jakarta belum lama ini.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menyebutkan limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun dan diperkirakan sebanyak 3,2 juta ton diantaranya merupakan sampah plastik yang terbuang ke laut.
Selain itu, Data National Plastic Action Partnership (NPAP) juga menunjukkan ada 4,8 juta ton sampah plastik di Indonesia tidak diolah dengan baik, di mana sebanyak 48 persen di antaranya dibuang ke alam terbuka dan 9% dari sampah plastik berakhir di laut.
Dikatakannya, sampah plastik telah menjadi permasalahan yang harus dituntaskan bersama, karena lingkungan yang bersih tanpa sampah plastik merupakan keinginan semua makhluk hidup.
Maka dari itu, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.
Ia mengapresiasi dan menyambut baik inisiatif dari Blackmores yang peduli terhadap kebersihan lingkungan dan masalah sampah plastik.
Baca juga: Jambore Bank Sampah 14-17 September 2022 Ajak Masyarakat Peduli dengan Lingkungan
"Misi dari penukaran botol plastik vitamin ini jelas, yaitu mengurangi sampah botol plastik bekas vitamin, dengan mengurangi sampah, berarti memberi kontribusi pada kelestarian lingkungan," katanya.
Diana Agustina, seorang konsumen wanita berusia 36 tahun yang ikut berpartisipasi dalam program ini menyambut baik.
“Dengan partisipasi dalam program ini, saya bisa ikut menjaga kelestarian lingkungan, khususnya kerbersihan ekosistem laut dari sampah botol plastik. Karena saya menyadari kalau banyak sumber alami dari laut yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh seperti minyak ikan yang sering saya gunakan.”
Head of Marketing Kalbe Blackmores Nutrition, Astrid Prasetyo mengatakan, program ini jadi komitmen berkelanjutan jangka panjang untuk selalu peduli dan akan terus melakukan lebih demi menjaga laut tetap bersih untuk sekarang dan masa depan.