Sedangkan prasyarat yang paling mudah diamati adalah parameter fisik, termasuk (diketahui dari) bau, rasa dan kekeruhan.

"Selain itu, (bisa dilihat pula dari) Total Dissolved Solids (TDS) atau total kandungan zat dalam air tidak kasat mata," jelas Jane.

Menurut Jane, masyarakat perlu pula memperhatikan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi kelayakan air minum, seperti parameter mikrobiologi.

Ini mengindikasikan bahwa air harus terbebas dari bakteri coliform seperti e-coli.

President Director Coway Indonesia, Tiger Hong Mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk tidak hanya membuat masyarakat dapat mengkonsumsi air minum yang sehat saja.

Namun juga mengurangi sampah plastik, khususnya plastik sekali pakai yang berdampak pada kerusakan lingkungan.

"Produk Coway menjadi solusi atas masalah kualitas air minum serta perubahan lingkungan di Indonesia. Masyarakat tidak hanya dapat menikmati air minum yang bebas dari bakteri, mikroplastik, dan logam berat, tetapi juga dapat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, yang dapat membantu penghijauan bumi," jelas Tiger.

Komitmen dalam membantu menciptakan lingkungan yang sehat itu pun akhirnya diwujudkan melalui pembentukan Coway Water Quality Lab(WQL).

Laboratorium yang dikembangkan bersama dengan Fakultas Teknik Sipil & Lingkungan (FTSL) ITB ini resmi beroperasi pada 1 November 2022 dan digunakan untuk memfasilitasi pengecekan kualitas air bagi calon pelanggan dan pemantauan kualitas air untuk pelanggan brand home appliances ini yang menggunakan produk water purifier.

Kehadiran water quality lab ini pun diharapkan dapat mendukung perusahaan dalam mengedukasi masyarakat Indonesia untuk terus meningkatkan kesadaran akan air minum yang aman dan berkualitas.