Apakah Wajar Jika Anak laki-laki Suka Warna Pink? Dokter Spesialis Anak Beri Penjelasan
Warna merah mudah atau pink kerap dikaitkan dengan kelembutan dan feminim. Warna ini juga dilekatkan pada anak perempuan.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warna merah mudah atau pink kerap dikaitkan dengan kelembutan dan feminim. Warna ini juga dilekatkan pada anak perempuan.
Lantas bagaimana jika ada anak laki-laki suka warna pink? Haruskah orangtua khawatir?
Terkait hal ini, Dokter Spesialis Anak dr. Kurniawan Satria Denta, M Sc, Sp. A beri tanggapan.
Menurutnya, situasi ini bukanlah suatu masalah.
"Jadi ada juga beberapa pertanyaan, anak saya kok suka warna yang tidak sesuai dengan identitas gendernya. Sebenarnya tidak ada masalah," ungkap dr Denta saat ditemui pada suatu acara di bilangan Jakarta, Minggu (14/5/2023?.
Menurutnya, pemilihan warna atau prevensi warna pada seseorang merupakan suatu hal yang kompleks.
Fakta sosial atau lingkungan menjadi pengaruh yang cukup besar dalam persepsi warna anak.
Baca juga: Ikatan Dokter Anak Indonesia Imbau Pencegah Demam Berdarah dengan 3M
Bahkan, rasa suka atau pemilihan warna tersebut sudah didapatkan sejak sebelum anak lahir.
Ia pun mencontohkan pada satu kasus yang dihadapinya.
Ada seorang ibu yang merasa penasaran kenapa anak laki-lakinya sangat menyukai warna pink.
Padahal sejak ia lahir hingga berusia lima tahun, sang anak tidak pernah di beri warna merah muda.
Kamar hingga mainan selalu diberi warna-warni maskulin.
"Tiba-tiba suatu saat ketika usia sekolah, ketemu warna pink tiba-tiba jadi suka banget. Ibunya resah, kok tiba-tiba anak saya jadi suka warna pink. Pikirannya mulai over thinking," papar dr Denta.
Akhirnya dr Denta memutuskan untuk menggali lebih dalam latar belakang si anak.
Bahkan melihat riwayat sang anak sebelum lahir.
"Ternyata ibunya itu suka banget warna pink. Ketika hamil, suaminya seneng sekali dan selalu membawakan hadiah warna pink terus. Istrinya jadi seneng banget. Ternyata itu ada koneksi antara warna pink dengan janin si bayi," urai dr Denta.
Ketika sang anak berusia lima tahun, saat melihat warna pink, ia merasa mendapatkan feeling yang sama dengan si ibu saat berada dalam kandungan.
"Merasa senang, hangat, sama seperti yang dirasakan ibunya ketika hamil. Sehingga apa yang disenangi ibunya, biasanya juga disenangi oleh anaknya," kata dr Denta.
Nyatanya, situasi ini tidak hanya berlaku di warna saja, tapi juga bisa makanan hingga musim.
"Jadi misalnya anak memilih warna tidak sesuai tatanan sosial, sebenarnya tidak masalah. Jadi bebaskan ekspresi anak," pungkasnya.