Face Contouring Jadi Tren untuk Memperbaiki Wajah di Pipi, Rahang dan Dagu
Berdasarkan sejarahnya face contouring pertama kali sekitar tahun 1600 SM yakni operasi hidung dengan menggunakan cangkok kulit.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat face contouring, prosedur untuk meningkatkan penampilan umum di bagian wajah tengah menjadi tren di masyarakat Indonesia.
Minat terhadap layanan ini meningkat seiring makin tingginya kesadaran masyarakat Indonesia melakukan perawatan estetik seiring makin tingginya kesadaran akan penampilan.
Dokter Estetika, Caecillia Purnama mengatakan, face contoring berguna untuk meningkatkan proporsi wajah, memaksimalkan semua fitur wajah serta membuat wajah umumnya lebih kecil dan proporsional.
Beberapa tindakan face contouring yang seringkali dilakukan oleh pasien meliputi filler, botox, threadlift, serta perawatan dengan menggunakan alat seperti RF (radiofrequency) maupun HIFU (high intense focussed ultrasound).
"Kelebihan perawatan face contouring tersebut termasuk harga yang lebih terjangkau, proses pemulihan cepat, prosedur relatif cepat hingga minim rasa nyeri setelah perawatan," kata Caecillia yang merupakan CEO Amabelle Aesthetic Clinic ini kepada wartawan, Selasa (6/6/2023).
Baca juga: Healing Ala Feni Rose dengan Jalani Perawatan Wajah Senilai Rp 75 Juta
Diketahui prosedur ini menjadi tren di beberapa negara termasuk di Indonesia padahal sebenarnya sudah dilakukan beribu tahun.
Berdasarkan sejarahnya face contouring pertama kali sekitar tahun 1600 SM yakni operasi hidung dengan menggunakan cangkok kulit.
Dikatakan Caecillia, face contouring merupakan treatment yang paling banyak digemari oleh pelanggan kliniknya.
Umumnya mereka memilih tindakan ini untuk memperbaiki bentuk wajah terutama pada area pipi rahang, dan dagu.