Cerita Lulu Tobing Viral, Dianggap Wakili Penganut Lifestyle Slow Living, Ternyata Banyak Manfaatnya
Pernyataan artis Lulu Tobing belakangan ini disorot, hingga istilah slow living viral. Apakah artina? Ini deret manfaatnya.
Penulis: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan artis Lulu Tobing belakangan ini disorot, hingga istilah slow living viral.
Suara Lulu Tobing tentang caranya menikmati hidup yang slow dianggap mewakili para penganut slow living,
Baca juga: Lulu Tobing Ceritakan Usahanya Berhenti Merokok
Istilah slow living seperti yang Lulu Tobing suarakan ini ramai jadi sorotan di sejumlah media sosial.
Istilah slow living seperti suatu konsep gaya hidup di kalangan masyarakat tertentu.
Seperti apa slow living sebenarnya? Berikut ulasanya.
Lulu Tobing Bongkar Kehidupannya yang Santai
Mengutip kompas.com, slow living salah satunya disebut oleh akun Twitter ini, Minggu (16/7/2023).
Baca juga: Lulu Tobing Perdana Main Horor, Sempat Tolak Tawaran Film Guna-Guna Istri Muda
Pengunggah membagikan potongan video artis Lulu Tobing yang mengisahkan kehidupannya yang santai.
Dalam cuplikan video tersebut, Lulu Tobing mengaku dirinya menikmati kehidupan yang tanpa kesibukan pekerjaan, tanpa kompetisi dan ambisi, serta tidak memikirkan kekhawatiran tertentu.
"Hidup gue slow banget, gak kompetitif, gak ambisius, gue slow banget,"
Hidup Lulu Tobing yang nyaris tanpa media sosial, membuatnya nyaman.
"Gue senyamannya hidup aja, gak ada kerjaan ya gue nikmati, gak ada rasa iri, " aku Lulu Tobing seperti dikutip Tribunnews.com dari Youtube Melaney Ricardo.
Dalam pengakuannya, satu-satunya konten Youtube yang kerap dia buka adalah tentang resep masakan.
Ini sejalan dengan cita-cita Lulu Tobing jadi istri yang bahagia.
Demikian tentang anak. Lulu Tobing diketahui setelah 2 kali menikah belum juga dikaruniai anak.
"Gue gak pernah ngoyo, kalau belum atau gak ada ya udah. Gak usah pikirin yang belum kejadian, nikmati hidup. Apa-apa jangan dibikin stres," ucap Lulu Tobing.
Lulu Tobing Dianggap Mewakili Penganut Slow Living
Pernyataan Lulu Tobing tentang hidupnya yang santai dianggap mewakili mereka penganut slow living.
"Lulu Tobing adalah wakil dari kami para penganut indahnya ‘Slow Living’ yang tidak punya ambisi berlebih dalam hidup," tulis pengunggah.
Baca juga: Hidup dengan Konsep Slow Living, Bagaimana Cara Memulainya?
Istilah slow living juga disebut oleh akun lain,
"Konteks slow living di convo di atas itu sama dengan istilah we’re comfortable," tulisnya.
Hingga Senin (24/7/2023), unggahan video tersebut telah tayang sebanyak 4 juta kali.
Arti slow living
Lalu, apa yang dimaksud dengan konsep hidup slow living?
Dilansir dari komunitas Slow Living London yang menerapkan gaya hidup tersebut, slow living merupakan konsep pola pikir milik seseorang yang menyusun gaya hidup yang lebih bermakna dan menyesuaikan dengan apa yang paling dia anggap berharga dalam hidup.
Artinya, orang yang menerapkan gaya hidup ini tidak akan beraktivitas atau bekerja terlalu cepat. Sebaliknya, mereka melakukan sesuai kecepatan yang dirasa mampu dilakukan.
Baca juga: Kenali Makna dan Pentingnya Menerapkan Slow Living Lewat Arisan Parapuan Episode 13
Mereka akan memperlambat aktivitas, melakukan kegiatan lebih sedikit, dan memprioritaskan waktu yang melakukan hal-hal yang paling penting baginya.
Sebaliknya, slow living merupakan lawan dari gaya hidup hustle culture yang membuat orang-orang bekerja melebihi batas waktu dan tanpa berhenti untuk mencapai kesuksesan yang dituju.
Sejarah konsep slow living
Gaya hidup serba lambat ini dimulai pada 1980-an di Italia.
Saat itu, penulis Carlo Petrini dan sekelompok aktivis membentuk gerakan Slow Food untuk memprotes pembukaan gerai McDonald's di jantung Kota Roma.
Slow Food merupakan sebuah gerakan untuk mempertahankan tradisi makanan daerah.
Hingga sekarang, gerakan ini masih terus ada dan bekerja melindungi tradisi pembuatan makanan, mempromosikan upah adil bagi produsen, mendorong kenikmatan makanan berkualitas baik, dan terlibat dalam aktivitas seputar keberlanjutan.
Kemudian pada 2004, penulis Carl Honoré terinspirasi dari gerakan Slow Food. Ia lalu mempopulerkan konsep hidup dengan lambat tersebut kepada publik.
Honoré mendalami gerakan Slow Food yang ternyata memicu gerakan hidup pelan di kehidupan masyarakat, termasuk pekerjaan, hobi, mengasuh anak, dan rekreasi.
Sejak saat itu, konsep hidup lambat atau slow living terus berkembang dan diterapkan oleh masyarakat dunia.
Manfaat slow living
Menurut komunitas Log Off Movement, gaya hidup slow living membuat nilai yang dimiliki setiap orang tidak hanya diukur dari keberhasilan karier.
Sebaliknya, kehidupan pribadi akan menjadi prioritas.
Kondisi ini baik untuk kesehatan karena kesibukan membuat tubuh lelah dan mudah merasa depresi atau kecemasan.
Slow living juga membuat orang yang melakukannya punya waktu luang lebih banyak untuk keluarga dan teman, serta memprioritaskan hubungan yang bermakna lebih dalam di antara rekan kerja di kantor.
Bagi lingkungan, slow living membuat orang-orang memiliki waktu luang untuk menghabiskan waktu di alam. Mereka jadi punya waktu lebih untuk memperhatikan dan menjaga kondisi ekosistem.
Langkah untuk memulai slow living
Ada beberapa kebiasaan yang dapat diterapkan untuk menjalani slow living sebagai gaya hidup sehari-hari, seperti:
Batasi waktu menggunakan media sosial dan menonton TV atau komputer
Jalan-jalan di luar ruangan dan berolahraga dengan santai
Menghabiskan waktu untuk istirahat di akhir pekan atau saat liburan
Masak dan makan bersama keluarga atau teman
Menikmati dan mengembangkan hobi
Prioritaskan tidur
Melakukan aktivitas yang ingin dilakukan
Berkomunikasi dengan tetangga dan membangun komunitas.
Sebagai catatan, slow living tidak berarti malas-malasan dan tidak melakukan apa-apa. Namun, orang yang menerapkan gaya hidup ini memilih tetap produktif sesuai dengan kemampuannya.
(Tribunnews.com/Anita) (Kompas.com/Erwina Rachmi Puspapertiw)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.