Tradisi Khas yang Dilakukan Umat Hindu untuk Rayakan Hari Raya Galungan
Berikut bebetapa tradisi yang biasanya dilakukan umat Hindu untuk merayakan Hari Raya Galungan.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Simak inilah tradisi yang biasanya dilakukan umat Hindu untuk merayakan Hari Raya Galungan.
Dikutip dari dentim.denpasarkota.go.id, Galungan merupakan hari Raya Suci Agama Hindu yang jatuh setiap 6 bulan sekali atau berdasarkan pawukon Buda Kliwon Dungulan.
Tahun ini, Hari Raya Galungan jatuh pada hari Rabu, 28 Februari 2024.
Kemudian, Hari Raya Galungan yang kedua akan diperingati pada tanggal 25 September 2024.
Hari Raya Galungan merupakan hari dimana kemenangan Dharma melawan Adharma.
Makna dari Hari Raya Galungan sebagai hari kemenangan Dharma melawan Adharma adalah di mana Adharma itu sendiri berarti sifat Mala (kotor) yang ada pada setiap diri manusia.
Sebagai manusia hendaklah untuk bisa melawan setiap sifat mala yang ada pada diri kita untuk bisa menjadikan diri kita lebih baik dan baik lagi.
Adapun tradisi yang biasanya dilakukan umat Hindu untuk merayakan Hari Raya Galungan, sebagai berikut:
Tradisi Hhas Hari Raya Galungan
1. Tradisi Memasang Penjor
Para Umat Hindu biasanya memulai tradisi dengan memasang Penjor sehari sebelum Galungan atau tepatnya pada Penampahan Galungan.
Baca juga: 10 Fakta Hari Raya Galungan dan Kuningan Umat Hindu di Bali
Penjor adalah simbol dari Naga Basukih, dimana Basukih berarti kemakmuran atau kesejahteraan.
Memasang Penjor pada Hari Raya Galungan yang berarti sebagai wujud rasa Bakti dan rasa terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala kemakmuran dan kesejahteraan yang telah diberikanNya.
Dalam membuat penjor, sarananya terdiri dari pala bungkah atau segala jenis umbi-umbian, pala gantung segala jenis yang tergantung seperti buah-buahan, palawija atau biji-bijian, bambu, kasa putih kuning, lamak.
Penjor ini nantinya akan ditancapkan di depan pintu masuk saat penampahan sore agar esoknya saat Galungan masih dalam keadaan segar.