Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Niat Puasa Syawal dan Manfaatnya, Bisa Dibaca Siang Hari Asal Belum Makan atau Minum

Berikut ini bacaan niat puasa Syawal dan sejumlah manfaat melaksanakan puasa Syawal.

Penulis: Nuryanti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Niat Puasa Syawal dan Manfaatnya, Bisa Dibaca Siang Hari Asal Belum Makan atau Minum
Tribun Timur
Ilustrasi Puasa. Berikut ini bacaan niat puasa Syawal dan sejumlah manfaat dari puasa Syawal. 

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata bahwa “Lebih utama puasa Syawal dilakukan secara berurutan karena itulah yang umumnya lebih mudah. Itu pun tanda berlomba-lomba dalam hal yang diperintahkan.”

Kemudian, jika Anda mempunyai utang puasa Ramadan, maka disarankan untuk menggantinya terlebih dahulu (puasa qadha).

Hal ini berdasarkan pada penjelasan dari Ibnu Hambali dalam kitabnya Lathoiful Ma’arif.

Ibnu Rajab Al Hambali berkata:

“Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).

Manfaat Puasa Syawal

Dilansir laman sumsel.kemenag.go.id, inilah sejumlah manfaat dari puasa Syawal:

1. Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.

Berita Rekomendasi

2. Puasa Syawal dan Sya’ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan.

Pada hari kiamat nanti perbuatan-perbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatan-perbuatan sunnah.

3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterima puasa Ramadhan seseorang.

Apabila Allah SWT menerima amal seorang hamba-Nya, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya.

Baca juga: Kenapa usai Idul Fitri Banyak yang Menikah? Ada Apa dengan Bulan Syawal, Ternyata Ini Alasannya

Sebagian orang bijak mengatakan: “Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya.”

Sehingga, barang siapa yang mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal perbuatan pertama.

Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk, maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas