Selain Merkuri, Ini 3 Bahan Berbahaya yang Kerap Digunakan dalam Kosmetik
Berikut ini tiga bahan berbahaya selain merkuri yang kerap digunakan dalam kosmetik, ada Asam Retinoat hingga zat pewarna.
Penulis: Nurkhasanah
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Berikut sejumlah bahan berbahaya lain selain merkuri yang kerap digunakan dalam kosmetik.
Mengutip laman Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM), terdapat tiga bahan berbahaya lain selain merkuri yang sering digunakan dalam pembuatan kosmetika.
Tiga bahan berbahaya tersebut adalah asam retinoat, hidrokinon, serta bahan pewarna Merah K3 dan Merah K10.
Simak penjelasan mengenai bahan-bahan berbahaya tersebut di bawah ini.
1. Merkuri
Mengutip laman BPOM, merkuri banyak disalahgunakan sebagai bahan pemutih atau pencerah kulit.
Merkuri sendiri bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.
Selain itu, merkuri juga bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan cacat pada janin.
2. Asam Retinoat
Asam Retinoat banyak disalahgunakan sebagai pengelupas kulit kimiawi atau peeling.
Sama seperti merkuri, Asam Retinoat juga bersifat teratogenik.
Mengutip laman unwahas.ac.id, Asam Retinoat dapat menimbulkan risiko berbahaya antara lain peradangan pada kulit seperti rasa terbakar, menyengat, kemerahan, eritema dan pengerasan kulit.
Baca juga: Cara Cek Kosmetik Berbahaya, BPOM Temukan Banyak Skincare Mengandung Merkuri Dijual Bebas
3. Hidrokinon
Dikutip dari laman BPOM, hidrokinon banyak disalahgunakan sebagai bahan pemutih atau pencerah kulit.
Hidrokinon dapat menyebabkan iritasi kulit.
Selain itu, hidrokinon juga dapat menimbulkan ochronosis (kulit berwarna kehitaman).
Kondisi tersebut mulai terlihat setelah 6 bulan penggunaan dan kemungkinan bersifat irreversible (tidak dapat dipulihkan).
4. Bahan pewarna Merah K3 dan Merah K10
Bahan pewarna Merah K3 dan Merah K10 banyak disalahgunakan pada lipstik.
Selain itu, bahan perwarna tersebut juga kerap digunakan dalam pemulas kelopak mata dan perona pipi.
Kedua zat warna itu bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan penyakit kanker.
(Tribunnews.com/Nurkhasanah)