Teks Khotbah Jumat, 16 Agustus 2024: Mengenang Perjuangan Ulama dalam Rangka HUT ke-79 RI
Contoh teks khotbah Jumat dengan tema mengenang perjuangan pahlawan, berkaitan dengan Hari Kemerdekaan RI atau peringatan HUT ke-79 RI.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Pravitri Retno W
Sudah barang tentu, para ulama, yang memiliki kadar keimanan yang telah tinggi, akan menyerahkan seluruh jiwa raganya untuk memperjuangkan kedamaian tanah kelahirannya itu.
Jemaah Jumat Yang dimuliakan Allah..
Dari pertemuan itu, dihasilkan sebuah keputusan besar: Fatwa Resolusi Jihad.
Fatwa ini menghendaki bahwa setiap muslim berkewajiban untuk melindungi negaranya dari serangan penjajah. Hanya dengan kondisi negara yang aman dan tentram lah ajaran agama dapat dilestarikan dengan sempurna. Dalam surat al-Baqarah ayat 190 disebutkan:
ِوَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”
Ayat di atas menegaskan bahwa kita memiliki tanggungjawab untuk mempertahankan agama Allah. Kita harus memperjuangkan kelestarian agama kita dengan sepenuh jiwa dan raga.
Kita bisa menyaksikan bagaimana perjuangan para ulama di zaman dahulu. Mereka rela turun ke medan, menghadapi langsung para musuh.
Jemaah Jumat Yang dimuliakan Allah..
Perjuangan ulama dan masyarakat Indonesia melawan penjajah dalam rangka menjaga kemerdekaan pada saat itu amatlah berat.
Para pejuang Indonesia berhadapan dengan musuh yang bersenjatakan lengkap. Bahkan mereka telah mengepung kota dari seluruh daratan, laut dan udara.
Meski begitu, para pejuang Indonesia tidak sedikitpun gentar menghadapi musuh. Mengapa? karena cinta tanah air telah merasuk dalam jiwa mereka, sehingga menjadi kekuatan yang menggebu-gebu.
Karenanya, jangan pernah sekali-kali kita melupakan jasa perjuangan para ulama. Perjuangan yang mereka lakukan bukan hanya berdiam di masjid, duduk berdzikir, memutar tasbih.
Justru mereka adalah para pejuang yang paling gigih, yang tak sedikitpun melirik hal lain dalam memperjuangkan negara, selain bahwa negara harus dibela mati-matian. Negara adalah harta yang paling berharga bagi mereka.
Berkat jasa mereka lah, kita bisa hidup di dalam negara yang damai, dan menjalani hidup dengan santun dan tentram.
ِبَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)