Teks Khutbah Jumat Hari Ini, 20 September 2024: Bulan Lahir dan Wafatnya Rasulullah SAW
Contoh teks khutbah Jumat bulan Rabiul Awal dengan tema bulan kelahiran dan wafatnya Nabi Muhammad SAW, untuk salat Jumat hari ini, 20 September 2024.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Febri Prasetyo
Bulan Maulid identik dengan riuhnya pembacaan bermacam syair shalawat dan pujian kepada Baginda Nabi SAW, baik di mushala dan di masjid di seluruh pelosok negeri menggemakannya.
Fenomena ini jelas menggembirakan, dan alangkah lebih baiknya pula memperbanyak shalawat kepada beliau tidak hanya di bulan mulia ini saja, bulan-bulan berikutnya, bahkan setiap hirup-keluar nafas kita tak lepas dari shalawat, sehingga Maulid adalah refleksi diri untuk senantiasa membasahi bibir dengan shalawat dan dzikir.
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Nabi kita Muahammad SAW merupakan nabi penyempurna akhlak, seperti penuturan beliau sendiri;
بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
“Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.”
Beliau juga memohon kepada Allah agar diberi budi pekerti yang baik, dalam do’anya;
اَللَّهُمَّ حَسِّنْ خَلْقِ وَخُلُقِ اَللَّهُمَّ جَنِّبْنِيْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ
“Ya Allah, perbaikilah fisik dan budiku, Ya Allah jauhkanlah daku dari perilaku yang tercela.”
Allah mengabulkan doa beliau, Allah-lah yang mendidik beliau secara langsung, membimbing beliau dengan akhlak Al-Quran, menghiasinya dengan kesempurnaan tatakrama, beliaulah Al-Quran itu sendiri. Tak terhitung jumalah ayat yang menerangkan akhlak dan cara bersosial yang baik. Hingga pada puncaknya, ketika akhlak beliau sudah sempurna, Allah memujinya:
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS. Al-Qalam: 4)
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Usai melalui bermacam ujian yang sangat berat dalam mengemban risalah dan menyampaikannya kepada umat, beliau sukses menancapkan bendera Islam di Jazirah Arab.
Bangsa yang dulunya penganut paganisme, kini usai Makkah takluk, mereka berbondong-bondong masuk Islam, seperti yang telah digambarkan Allah dalam firmannya:
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (2) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (3)
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan Kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS. An Nashr: 1-3)
Hingga akhirnya setelah beliau menunaikan Haji Wada’, Islam telah sempurna, risalah usai. Ditandai dengan turunnya ayat terakhir dalam Al-Quran, setelah ini Jibril AS. tidak akan lagi turun menyampaikan wahyu;
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” (QS.Al-Ma’idah: 3)
Hadirin rahimakumullah
Turunnya ayat ini membuat para sahabat bergembira, sebab Islam sudah sempurna dan diridhai Allah. Saat kebanyakan para sahabat merayakan kegembiraannya dan bersyukur karena menjadi bagian dari Islam, yang terjadi kepada Abu Bakar justru sebaliknya.