Bangkai Bus Maut PO Trans Putera Fajar Terpantau Diderek, Siapa yang Minat Beli Rongsokannya?
Rongsokan bus maut PO Putera Fajar yang menewaskan 11 siswa dan guru SMK di Depok dalam dalam kecelakaan maut di Ciater, Subang, diderek di jalan tol.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rongsokan bus maut PO Putera Fajar yang menewaskan 11 siswa dan guru SMK Lingga Kencana Depok dalam kecelakaan maut di Ciater, Subang, Sabtu, 11 Mei 2024, terpantau diderek oleh sebuah truk towing di jalan tol.
Hal tersebut terpantau dari unggahan video @indo_busmate.id di Instagram. Video tersebut dikutip dari unggahan video oleh akun @irawati1234t di Tiktok.
Bus tersebut masih dalam kondisi aslinya pasca kecelakan, dengan cat dasar hitam dan striping warna hijau dengan bodi yang ringsek di sana-sini, bodi depan hancur dan kaca-kaca depan, samping dan belakang hancur.
Roda depan terlihat copot saat bus sedang diderek.
Di bagian belakang bus dicantolkan sebuah cone warna oranye, sebagai tanda pemberitahuan kepada pengguna jalan agar menjaga jarak dengan bus yang sedang diderek.
Belum diperoleh informasi pasti bangkai bus maut akan dikirim kemana dengan truk derek tersebut.
Namun seorang netizen berkomentar, bus tersebut sudah berpindah tangan lagi kepemilikannya, alias sudah dibeli pihak ketiga dari tangan pemilik terakhir saat bus nahas tersebut mengalami kecelakaan.
Bus Trans Putera Fajar Berkali-kali Ganti Pemilik, Berkali-kali Dirombak
Dari sisi rancang bangun, bus maut PO Trans Putera Fajar tidak memenuhi syarat untuk dirombak menjadi bus jangkung model SHD atau super high deck karena bus ini hanya ditopang oleh sasis tipe ladder frame Hino AK215 dengan panjang sasis aslinya hanya 11-an meter.
Sasisnya juga tergolong tua, diproduksi Hino tahun 2006.
Body aslinya saat baru keluar dari karoseri adalah model Discovery dari Karoseri Laksana, Ungaran.
Namun dengan dirombak sana-sini bodi bus ini menjadi melar. Bus jadi lebih jangkung alias lebih tinggi dengan model SHD se serta bodi yang lebih panjang hampir menjadi 12 meter.
Ini menyebabkan bus jadi limbung. Sementara, pengereman bus ini hanya mengandalkan sistem pengereman air over hydraulic (AOH) bawaan Hino alias belum full air.
Bodi bus ini dirombak tinggi bodi hanya 3,5 meter model Discovery buatan Karoseri Laksana menjadi bodi SHD yang lebih jangkung dengan tinggi 3,8-3,9 meter.
Bus dengan plat nomor Kabupaten Wonogiri AD 7524 OG berisiko menjadi limbung saat dikemudikan. Aksi nekat itu dilakukan agar bus tampil lebih muda layaknya bus kekinian, dan lebih mudah mendapatkan penyewa/charter.
Udah Jadi Rongsok dan Bikin Celaka Masih Dijual?
Seorang netizen menyampaikan keheranannya tentang bus Trans Putera Fajar ini, jika benar bus tersebut diderek ke tempat lain karena masih ada yang tertarik membelinya.