Konsumen Menyadari Etika Merek dan Praktik Kerkelanjutan Produk Kecantikan
Sebuah studi di Inggris mengatakan bahwa lebih dari 40 persen wanita berkenan membayar lebih untuk suatu produk jika kemasannya ramah lingkungan.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sustainability in beauty saat ini tengah menjadi tren baru merujuk pada konsep produk kecantikan yang mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Konsep ini mencakup pertimbangan terhadap bahan baku, proses produksi, kemasan, distribusi, penggunaan produk, hingga pembuangan produk yang tujuannya adalah menciptakan produk dan praktik yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan secara keseluruhan.
Sebuah studi di Inggris mengatakan bahwa lebih dari 40 persen wanita berkenan membayar lebih untuk suatu produk jika kemasannya ramah lingkungan.
Baca juga: IndoBeauty Expo 2024 Digelar hingga 2 Agustus, Hadirkan Berbagai Produk Kecantikan dan Acara Menarik
"Saat ini konsumen semakin menyadari etika merek dan praktik berkelanjutan saat membeli barang bahkan sering kali tidak membeli dari merek yang tidak memiliki nilai-nilai ini," kata Juanita Soerakoesoemah, Portfolio Director PT Pamerindo Indonesia di sela-sela pembukaan Cosmobeauté Indonesia di JCC Senayan Jakarta, Kamis (10/10/2024).
Berdasarkan pengamatannya, brand kecantikan besar mulai perlahan-lahan berubah seiring meningkatnya permintaan akan produk berkelanjutan.
"Brand kecantikan mulai menyadari peluang ekonomi dan sosial yang berasal dari keberlanjutan," katanya.
Dikatakannya, seiring dengan kampanye Sustainability in beauty, Cosmobeauté Indonesia tahun ini, mengajak para pelaku industri kecantikan agar tidak hanya berfokus pada mencari keuntungan, tetapi lebih dari itu mempertimbangkan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi.
"Oleh karena itu tema yang dipilih tahun ini adalah Sustainable Solutions for a Greener Beauty Industry,” katanya.
Juanita mengatakan, pihaknya akan berfokus pada pentingnya praktik berkelanjutan dan inovasi yang mendukung kesejahteraan masyarakat serta lingkungan.
"Melalui berbagai acara, seminar, dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan, kami bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong perubahan positif dalam industri kecantikan,” jelas Juanita.
Selama 17 tahun, Cosmobeauté Indonesia telah menjadi barometer dari perkembangan industri kecantikan Indonesia.
Pada penyelenggaraan tahun lalu, tercatat hampir 15.000 trade visitor dari 32 negara dari berbagai sektor industri kecantikan, termasuk pelaku bisnis industri kecantikan, beauty profesional, beauty entrepreneur dan konsumen, menunjukkan minat yang tinggi terhadap perkembangan industri kecantikan di Indonesia.
Pada tahun ini meningkat menjadi 380 peserta menampilkan 1.200 brand dari China, Paris, Hongkong, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Malaysia, Pakistan, Singapura, Taiwan, Thailand, Turki, UK dan USA.
"Selain mencatat tingginya jumlah trade visitor, Cosmobeauté Indonesia 2023 juga sukses mencatat kerjasama bisnis, peningkatan investasi, dan program acara yang berkualitas,' katanya.