Pelukis Yos Suprapto Menggugat Kedaulatan Pangan Lewat Pameran Tunggal di Galeri Nasional
Pelukis kawakan Yos Suprapto menggelar pameran tunggal bertajuk Tanah Untuk Kebangkitan Pangan Nasional di Galeri Nasional di kawasan Gambir, Jakarta.
Penulis: Choirul Arifin
Di kota pelajar ini dia banyak menemukan orang miskin.
Uang yang diberikan sang paman dia sedekahkan sebagian ke orang-orang miskin di Yogya yang ditemuinya hingga membuatnya tak punya uang cukup untuk berangkat kuliah ke Jerman.
Selama di Yogya, Yos bertemu sastrawan Putu Wijaya, WS Rendra dan sejumlah seniman. Di kota ini Yos sempat hidup menggelandang lalu memutuskan kuliah di ISi di Yogyakarta di tahun 1970-an.
Yos bertemu maestro pelukis Affandi dan mendapat banyak masukan darinya tentang teknik melukis.
Baca juga: Saat Hasto Dibuat Kagum oleh Pameran Lukisan Karya Budi Ubrux di Bentara Budaya Jakarta
Affandi memberinya nasehat bahwa untuk menjadi pelukis itu ganpang tapi untuk jadi seniman harus bisa menyerap nilai nilai kehidupan.
"Saya pagi kuliah, malam kumpul dan nongkrong dengan banyak seniman anarkis seperti WS Rendra dan lain-lain," ungkapnya.
Yos banyak berdiskusi drngan mereka dan menjadi inspirasi yang banyak mempengaruhi alur kehidupannya sebagai seniman lukis.
Djarot Mahendra, Direktur Galeri Nasional mengaku senang jadi tuan rumah penyelenggaraan pameran tunggal Yos Suprapto.
Ini pameran yang diendorse oleh maestro pelukis dan jadi pameran ketiga Yos Suprapto, setelah pameran tunggalnya di 2001 dan 2017," kata Djarot.
Menurut Djarot, dari tema yang diangkat kali ini harapannya bisa membangkitkan kesadaran kita untuk mengembalikan kondisi lahan kita dengan sumber daya yang ada dan nyaris no cost.
Dengan demikian upaya meraih kedaulatan pangan tercapai. Djarot menilai, sejak pandemi, minat orang berkebun meningkat.
Menurut Suwarno dosen pasca sarjana Insitute Seni Indonesia Yogyakarta, Yos Suprapto sebagai perupa selalu membawa ledakan pemikiran yang menarik.
"Ekspresi pada karya Yos memiliki keberbagaian kesan dan pesan, yang langsung dan lantang tapi juga terdapat yang lembut dan simbolik. Ringkas cerita, koleksi karya Yos Su- prapto mengandung kegalauan seluruh dimensi berkehidupan di Indonesia," ujarnya.
Di pamerannya ini Yos ingin menghadirkan sebuah narasi visual. Layaknya cerita novel mengalir dalam bentuk sapuan warna yang mengundang imajinasi kita untuk sebuah kisah.
Di pembukaan pameran tunggalnya ini, Yos menunjukkan demo untuk menbuktikan bahwa tanah yang sudah teecemar unsur kimiawi pupuk tidak akan mampu menghantarkan arus listrik dengan menggunakan deretan lampu bohlamp.