Pengamat: Rasa-rasanya untuk Pilpres 2024, PDIP Haram Koalisi dengan NasDem
Ketua DPP PDIP Said Abdullah sempat mengatakan bahwa dalam politik memang serba mungkin dengan siapa saja bisa berteman dan berkoalisi.
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Hasanudin Aco
Adi beranggapan sentilan dari elite PDIP itu lantaran NasDem mendeklarasikan diri mendukung Anies Baswedan menjadi calon presiden (capres) di 2024.
Padahal, kata dia, PDIP sejak awal punya perbedaan pandangan dengan Gubernur DKI Jakarta yang akan habis masa jabatannya pada 16 Oktober 2022 mendatang.
Meski di sisi lain, jika dilihat dari perspektif lain NasDem merupakan partai pendukung pemerintahan yang selalu mendukung program Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Yang kemudian menjadi ramai itu karena ini NasDem berada dj koalisional pemerintah tiba-tiba ngusung calon presiden yang itu mazhabnya berbeda dengan Jokowi, dengan PDIP, dengan pemerintah, plus dengan keseluruhan koalisional pemerintah saat ini,” ujar Adi.
“Suka tidak suka, Anies ini kan adalah satu-satunya orang di luar kekuasaan politik saat ini, yang selalu dihadap-hadapkan dengan Jokowi, dengan penguasa,” lanjutnya.
Sebagaimana diketahui, pada Senin (3/11/2022) Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres mereka untuk Pemilu 2024.
Partai yang dimotori Surya Paloh itu juga mengaku tengah mematangkan rencana koalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Langkah Nasdem itu menuai pro dan kontra.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto misalnya, belum lama ini mengibaratkan pendeklarasian Anies Baswedan sebagai capres Nasdem seperti Peristiwa 10 November 1945.
Dalam peristiwa itu, terjadi aksi perobekan kain biru dari bendera Belanda di Hotel Yamato, sehingga yang tersisa hanya bendera kebangsaan Indonesia, merah putih.
"Ya, biru itu dulu warna Belanda. Kalau sekarang kan ada warna biru lainnya juga ya. Anies kan banyak warna biru," kata Hasto di Kantor DPP PDI-P, Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022).
Sebagaimana peristiwa 10 November itu, kata Hasto, belakangan ada "biru" yang terlepas dari pemerintahan Presiden Jokowi.
"Para pejuang kita kan ada bendera Belanda, birunya dilepas. Dan ternyata birunya juga terlepas kan dari pemerintahan Pak Jokowi sekarang, karena punya calon presiden sendiri," ujarnya.
Kendati tak menyebut gamblang tentang "biru" yang dimaksud, namun, publik meyakini bahwa elite PDI-P itu tengah menyentil Nasdem yang mendeklarasikan Anies sebagai capres.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.