Punya Sejarah Panjang, Bawaslu Sebut Pemilu dan Wartawan Bak Ikan dan Air, tak Dapat Dipisahkan
Komisioner Bawaslu, Totok Hariyono menyebut Pemilu dan wartawan tak bisa dipisahkan bak ikan dengan air.
Penulis: Dodi Esvandi
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dodi Esvandi
TRIBUNNEWS.COM, BATU - Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Totok Hariyono menyebut pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) tak bisa dipisahkan media massa dan wartawan.
Termasuk dengan Bawaslu sebagai salah satu organ penting dalam penyelenggaraan Pemilu.
Totok mengibaratkan Pemilu dan wartawan bak ikan dengan air yang tak dapat dipisahkan.
"Pemilu dan wartawan bagaikan ikan dan air. Bagaimana mungkin pemilu berjalan tanpa ada wartawan? Enggak ada pemilu, nggak ada wartawan. Ya, bagaimana? Wong ikan kok enggak ada airnya. Ikan kok bisa hidup di air, ya, enggak mungkin. Keduanya bagian tak terpisahkan," ujar Totok saat membuka Rapat Koordinasi Bawaslu dan Media Massa Nasional dalam Rangka Pengawasan Tahapan Pemilu Tahun 2024 di kota Batu, Jawa Timur, Sabtu (26/11/2022).
Keberadaan Bawaslu pun, kata Totok, juga tidak dapat dipisahkan dari wartawan.
Baca juga: Lima Parpol yang Kembali tak Diloloskan KPU Dipastikan Tak Bisa Lagi Ajukan Gugatan ke Bawaslu
Ia kemudian menceritakan awal dibentuknya Panwaslu/Bawaslu yang dulu diisi oleh berbagai unsur masyarakat, salah satunya wartawan.
Totok menyebut keberadaan wartawan dalam penyelenggaraan pemilu sangat penting sebagai pengawas jika ada kejanggalan dan kekurangan dalam pemilu.
Wartawan, kata Totok, juga penting dalam setiap penyelenggaraan pemilu sebagai pemberi informasi dan edukasi kepada masyarakat.
"Mungkin banyak yang tidak tahu kapan Pemilu 2024 diselenggarakan. Tapi dengan informasi dan berita yang disampaikan wartawan, orang jadi tahu," katanya.
Di era media sosial sekarang, kata Totok, peran wartawan menjadi lebih penting lagi untuk menyaring berbagai informasi yang berseliweran bak air bah.
Baca juga: Lima Imbauan Bawaslu untuk KPU Terkait Pembentukan Badan Adhoc
Apalagi dengan banyaknya kabar hoaks di media sosial.
"Wartawan media arus utama menjadi alat ukur apakah berita itu benar atau salah, karena wartawan pasti sudah melakukan cek dan ricek, sehingga dijamin tidak akan menulis berita yang salah. Tidak ada wartawan satu pun di dunia ini yang sengaja menulis berita yang salah. Kalau ada, itu adalah wartawan terburuk di dunia, wartawan yang tidak paham kaidah jurnalistik," ujarnya.
Totok pun berharap kerjasama Bawaslu dengan media massa di masa mendatang bisa makin terjalin erat.
"Konsep Bawaslu ke depan adalah gotong royong untuk mengedepankan pencegahan. Bawaslu yang paling baik bukanadalah yang paling banyak menjatuhkan hukuman, tapi Bawaslu yang mampu meminimalisir pelanggaran," kata Totok.