Survei Indikator Politik: Elektabilitas Ridwan Kamil Teratas Sebagai Cawapres
Ridwan Kamil mendapatkan elektabilitas tertinggi ketimbang figur-figur lainnya sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukan Ridwan Kamil mendapatkan elektabilitas tertinggi ketimbang figur-figur lainnya sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan dalam simulasi 18 nama semi terbuka cawapres, Ridwan Kamil paling banyak dipilih.
"Ridwan Kamil paling banyak dipilih, 19,7 persen, kemudian Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 16,3%, Sandiaga Uno 12,8%, Erick Thohir 9,6%, dan Khofifah Indar Parawansa 5,3%," kata Burhanuddin Muhtadi dalam rilis surveinya secara virtual, Kamis (1/12/2022).
Meski meraih elektabilitas teratas, Burhanuddin menuturkan dalam survei beberapa bulan terakhir posisi Ridwan Kamil cenderung melemah.
Baca juga: Isu Ridwan Kamil Gabung Golkar Bisa Pengaruhi Peta Politik Jelang Pilpres 2024
"Ridwan Kamil sempat menguat pada Juni–Agustus, tapi terakhir melemah," ujar Burhanuddin.
Sementara Sandi, kata dia, cenderung menurun.
Lalu, AHY konsisten menguat sejak Juni 2022.
Baca juga: Ridwan Kamil Janji Rp 50 Juta untuk Rumah Rusak Berat, Korban Gempa Cianjur: Bukan Hoaks Kan?
"Erick Thohir relatif stabil dengan kecenderungan menguat," ungkap dia.
Sebagai informasi, survei tatap muka secara nasional ini digelar sejak 30 Oktober hingga 5 November 2022.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.
Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang.
Baca juga: Canda Ridwan Kamil saat Unggah Foto Berambut Putih, Disebut Disuruh Istri
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MoE) sekitar ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check).
Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.