Survei Poltracking: Elektabilitas PDIP Kokoh di Puncak, PPP Terancam Tak Lolos Ambang Batas Parlemen
Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis hasil temuan terbarunya terkait tingkat keterpilihan atau elektabilitas partai politik (parpol).
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei pada 21 hingga 27 November dan dilakukan dengan tatap muka langsung.
Survei dilakukan menggunakan metode multistage random sampling dengan responden 1.220.
Responden merupakan warga yang sudah memiliki hak pilih, berusia 17 tahun ke atas, atau sudah menikah.
Margin of error kurang lebih yakni 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dikutip dari situsnya, Poltracking Indonesia merupakan perusahaan riset dan konsultan strategi.
Hanta Yuda adalah pendiri dan Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia sejak tahun 2012.
Perbandingan Survei Sebelumnya
Pada 1 – 7 Agustus 2022, Poltracking Indonesia juga menyelenggarakan survei nasional dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling.
Saat itu survei Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) meraih 20,4 persen, diikuti Partai
Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) (10.5%) dan Partai Golkar (9.5%).
Sedangkan partai parlemen yang lain, Partai Demokrat (8.6%), PKB (8.0%), Partai NasDem (6.7%), PKS (5.2%),
PAN (4.1%) dan PPP (3.1%).
Hal lain yang perlu dicatat terkait elektabilitas partai politik, berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) disebutkan bahwa ambang batas parlemen (parliamentary threshold) adalah sebesar 4%.
Survei ini menunjukkan partai-partai yang tidak lolos parliamentary threshold masih berpotensi meraih suara publik.
Selain karena masih ada publik (14,3%) yang tidak tahu, tidak jawab dan publik (4,7%) merahasiakan jawaban, dinamika elektoral dan isu politik satu tahun ke depan menuju 2024 sangat berpengaruh pada naik-turunnya suara partai.