Membaca Sinyal Jokowi Jelang Pilpres 2024, Sempat Sebut Jatah Prabowo Hingga Sosok Rambut Putih
Jokowi sepanjang 2022 melontarkan banyak pernyataan yang ditangkap publik sebagai sinyal dukungan terhadap tokoh tertentu dalam Pilpres 2024.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi sepanjang 2022 melontarkan banyak pernyataan yang ditangkap publik sebagai sinyal dukungan terhadap tokoh tertentu dalam Pilpres 2024.
Terlebih pernyataan-pernyataan Jokowi soalah menjadi isyarat dukungan dirinya terhadap tokoh yang digadang-gadangan akan maju dalam Pilpres 2024.
Banyak pihak yang memprediksi Jokowi akan menjadi king maker dalam Pilpres 2024.
Bahkan sebagaian kalangan menyebut Jokowi akan membentuk poros baru di luar PDI Perjuangan dalam Pemilu 2024.
Lantas siapa yang akan didukung Jokowi dalam Pilpres 2024?
Berdasarkan catatan Tribunnews.com, Jokowi pernah melontarkan sejumlah pernyataan yang dimaknai sebagai bentuk dukungan terhadap tokoh tertentu.
Baca juga: Catatan Akhir Tahun, Membaca Arah Koalisi Pilpres di Tahun Politik 2023: Semua Masih Saling Intip
Seperti dalam acara HUT ke-58 Partai Golkar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (21/10/2022), Jokowi seolah memberikan sinyal mendorong Airlangga Hartarto untuk maju dalam Pilpres 2024.
Saat itu, Jokowi mengungkap pesan agar pemimpin masa depan yang dipilih hendaknya orang yang memiliki jam terbang tinggi.
Sosok yang dinilai Jokowi memiliki jam terbang tinggi satu di antaranya Airlangga Hartarto.
"Betul-betul pemimpin ke depan yang harus kita pilih, yang memiliki jam terbang yang tinggi. Salah satu yang saya lihat itu adalah Pak Airlangga Hartarto," kata Jokowi dilansir dari kompas.com.
Jokowi kemudian mengatakan, pemimpin dengan jam terbang tinggi dibutuhkan karena situasi dunia diperkirakan akan semakin gelap dan sulit dibandingkan saat ini.
Baca juga: Projo Ingin Sudahi Keterbelahan Karena Kontestasi Pilpres
"Sekarang yang sudah masuk pasien IMF itu ada 14 negara, sudah masuk jadi pasien, dan 28 negara lagi sudah ngantri di depan pintunya IMF, diperkirakan akan muncul 66 negara," kata Jokowi.
Ia lantas menegaskan, pentingnya stabilitas politik dan keamanan untuk melanjutkan pembangunan di tengah situasi sulit.
"Dalam pembangunan sebuah negara, penting sekali yang namanya stabilitas politik. Kita juga butuh stabilitas keamanan apalagi dalam situasi dunia yang sulit, sulit dihitung, sulit dikalkulasi, sulit diprediksi," kata Jokowi.
Karenanya, Jokowi menekankan, partai-partai politik harus berhati-hati dalam menentukan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan diusung.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.