Survei indEX soal Elektabilitas Parpol: PDIP Tertinggi, Demokrat dan PSI Alami Peningkatan
Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research merilis survei soal elektabilitas partai politik jelang Pemilu 2024. Hasilnya PDIP jadi nomor satu.
Penulis: Reza Deni
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research merilis survei soal elektabilitas partai politik jelang Pemilu 2024.
Dalam temuannya, tercatat PDIP masih tetap unggul dengan elektabilitas mencapai 18,5 persen, disusul oleh Gerindra sebesar 12,0 persen.
"Sedikit perubahan terjadi pada peringkat ketiga, Demokrat menyodok dengan raihan elektabilitas 7,4 persen. Melejitnya elektabilitas Demokrat menggeser Golkar ke peringkat keempat, sebesar 7,1 persen. Seperti halnya PDIP dan Gerindra, tren elektabilitas Golkar cenderung stagnan," ujar Direktur Eksekutif indEX Research, Vivin Sri Wahyuni dalam keterangannya, Kamis (29/12/2022).
Demikian pula dengan PKB, dikatakan Vivin, elektabilitas di angka 6,8 persen.
Sementara itu, Partai Solidaritas Indonesia juga mengalami kenaikan elektabilitas, kini mencapai 6,2 persen.
Hanya PKS yang mengalami penurunan elektabilitas, sekarang tersisa 5,6 persen.
Baca juga: Survei indEX: Elektabilitas Ganjar Teratas, Diikuti Prabowo dan Anies
“Di tengah stagnannya partai-partai politik, Demokrat dan PSI justru mengalami kenaikan tingkat elektabilitas,” ungkap
Menurut Vivin, belum ada peningkatan eskalasi politik yang berarti sepanjang tahun 2022.
"Terbentuknya koalisi partai-partai seperti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya masih sebatas penjajakan dan upaya untuk konsolidasi," kata dia.
“Dinamika justru terjadi di kalangan partai-partai oposisi, di mana Demokrat dan PKS mengalami fluktuasi naik dan turun,” jelas Vivin.
Sebelumnya PKS yang mengalami lonjakan kenaikan elektabilitas pada survei bulan Juli 2022.
"Rivalitas muncul di antara kubu oposisi, khususnya dalam mendesakkan kepentingan masing-masing untuk menggolkan figur calon wakil presiden yang bakal diusung untuk mendampingi Anies Baswedan," ujarnya
Sejauh ini, baru Nasdem yang secara resmi mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden, tetapi koalisi yang digadang-gadang dengan melibatkan Demokrat dan PKS tidak kunjung terealisasi.
“Demokrat dan PKS berharap bisa meraih coattail effect dari pencapresan Anies, karena itu figur cawapres menjadi titik sentral persaingan kedua partai,” tandas Vivin.
Sementara itu, Vivin mencatat Nasdem belum pulih dari anjloknya elektabilitas, kini masih terbenam di angka 1,7 persen.
Baca juga: Charta Politika: Setelah Deklarasikan Anies, Elektabilitas NasDem Malah di Bawah PKS dan Demokrat
"Manuver Nasdem mengusung Anies sebagai capres menjadi pertaruhan besar bagi partai dengan slogan restorasi Indonesia tersebut, mengingat Nasdem masih menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi. Sedangkan Anies disebut-sebut sebagai antitesis terhadap program-program Jokowi " kata dua.
Terakhir, Vivin bicara soal mencuatnya wacana reshuffle terhadap menteri-menteri dari Nasdem.
"Kalaupun reshuffle jadi dilakukan, Jokowi harus berhati-hati agar tidak terkesan hanya menyasar Nasdem, sehingga memungkinkan Nasdem dan Anies memainkan strategi playing victim,” kata Vivin.
Reshuffle kabinet terakhir dilakukan pada pertengahan tahun 2022, di mana PAN mendapat kursi menteri.
PAN kini mencatatkan elektabilitas 2,7 persen, disusul PPP sebesar 2,1 persen. Tipis di bawah Nasdem ada Perindo 1,5 persen, berikutnya Gelora 1,0 persen.
Elektabilitas partai-partai lainnya di bawah 1 persen, yaitu Hanura (0,6 persen), Partai Ummat (0,5 persen), PBB (0,2 persen), dan Garuda (0,1 persen). Partai-partai baru masih nihil, yaitu Partai Buruh dan PKN, sedangkan sisanya tidak tahu/tidak jawab 26,0 persen.
Survei Index Research dilakukan pada 11-20 Desember 2022 terhadap 1200 orang mewakili semua provinsi.
Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dan diwawancara tatap muka. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.