Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Kritik Pernyataan Ketua KPU soal Wacana Sistem Proporsional Tertutup Pemilu: Nggak Beres

Pengamat politik mengkritik pernyataan ketua Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari soal wacana sistem proporsional tertutup di Pemilu.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Pengamat Kritik Pernyataan Ketua KPU soal Wacana Sistem Proporsional Tertutup Pemilu: Nggak Beres
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asy'ari saat wawancara khusus dengan Tribun Network di Gedung KPU, Jakarta, Rabu (15/6/2022). Kini pernyataan Hasyim Asy'ari soal wacana sistem proporsional tertutup Pemilu 2024 tuai kritikan. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat politik dari Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro mengkritik pernyataan ketua Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari soal wacana sistem proporsional tertutup di Pemilu 2024.

Bawono menyebut, Ketua KPU RI sudah bertindak offside dengan mengeluarkan pernyataan tersebut.

Bawono lantas mempertanyaan alasan Hasyim Asy'ari mengatakan pemilu 2024 berpeluang memakai sistem proporsional tertutup.

"Mengapa tiba-tiba mengemukakan hal itu? Padahal undang-undang pemilu berlaku saat ini menegaskan sistem proporsional terbuka," katanya kepada Tribunnews.com, Sabtu (31/12/20202).

Bawono melanjutkan penjelasannya, saat ini sedang berlangsung uji materi di Mahkamah Konstitusi terhadap undang-undang pemilu terkait sistem proporsional terbuka.

Tidak berlebihan apabila publik kemudian menduga Ketua KPU RI telah turut menjadi bagian dari skenario gugatan uji materi itu.

Baca juga: Plus Minus Pemilu 2024 Menggunakan Sistem Proporsional Tertutup Menurut Brando

"Selain itu sikap offside, Ketua KPU dengan mengatakan pemilu 2024 mendatang menggunakan sistem proporsional tertutup juga membuat dia seolah-olah tengah menjadi juru bicara dari salah satu partai politik besar selama ini dikenal sebagai pendukung utama pemberlakuan kembali sistem proporsional tertutup," imbuh dia.

BERITA REKOMENDASI

"Kita semua mengetahui selama ini PDI Perjuangan merupakan partai politik paling kencang bersuara untuk menggunakan kembali sistem proporsional tertutup dalam pemilu tahun 2024 mendatang. KPU sekarang nggak beres," tambah Bawono.

Bawono kemudian membeberkan kekurangan sistem proporsional tertutup pemilu.

Sistem ini akan membuat ikatan antara pemilih dan calon legislatif (caleg) menjadi lemah.

Caleg akan merasa lebih penting membangun relasi dengan elite partai agar terpilih.

Dalam sistem proses proporsional tertutup, tidak lagi menampilkan nama-nama dan foto calon legislatif. Hanya ada hanya tanda gambar parpol sebagai peserta pemilu.

"Berbeda dengan sistem proporsional terbuka, dimana caleg akan dipaksa membangun relasi dan komunikasi dengan para calon pemilih," tandas Bawono.

Baca juga: PSI Tolak Wacana Penerapan Sistem Proporsional Tertutup di Pemilu 2024: Khianati Demokrasi

Pernyataan Ketua KPU Hasyim Asy'ari

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asy'ari berbicara dalam acara Catatan Akhir Tahun 2022 Komisi Pemilihan Umum di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Kamis (29/12/22). Acara tersebut mengambil tema Menyongsong Pemilihan Umum Tahun 2024. WARTA KOTA/YULIANTO
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hasyim Asy'ari berbicara dalam acara Catatan Akhir Tahun 2022 Komisi Pemilihan Umum di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Kamis (29/12/22). Acara tersebut mengambil tema Menyongsong Pemilihan Umum Tahun 2024. WARTA KOTA/YULIANTO (WARTA KOTA/YULIANTO)

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari mengatakan tidak menutup kemungkinan Pemilu 2024 nanti bakal diberlakukan sistem proposional tertutup.

Hal tersebut Hasyim sampaikan dalam sambutannya di acara Catatan Akhir Tahun 2022 Komisi Pemilihan Umum di Kantor KPU RI, Jakarta, Kamis (29/12/2022).

Sehingga ia mengimbau seluruh pihak untuk menahan diri tidak memanfaatkan alat peraga kampanye sebelum jadwalnya.

"Ada kemungkinan, saya belum berani berspekulasi, ada kemungkinan kembali ke sistem proporsional daftar calon tertutup. Maka dengan begitu menjadi tidak relevan misalkan saya mau nyalon pasang gambar-gambar di pinggir jalan, jadi gak relevan," kata Hasyim.

Hasyim menjelaskan, proses proposional tertutup tidak lagi menampilkan nama-nama dan foto calon legislatif.

Baca juga: Banyak Dapat Kritik, Ketua KPU RI Jelaskan Maksud Kemungkinan Pemilu 2024 Proporsional Tertutup

"Karena namanya enggak muncul lagi di surat suara. Enggak coblos lagi nama-nama calon. Yang dicoblos hanya tanda gambar parpol sebagai peserta pemilu," jelas Hasyim.

"Sehingga di banyak diskusi sering kami sampaikan kami berharap kita semu menahan diri untuk tidak pasang-pasang gambar dulu. Siapa tahu sistemnya kembali tertutup," tambahnya.

Lebih lanjut Hasyim mengatakan, peluang sistem proporsional tertutup tersebut terbuka lebar seiring dengan berbagai gugatan yang dikabulkan Mahkamah Konstitusi (MK).

Ia menjelaskan sistem pemilu proporsional terbuka sudah dimulai sejak Pemilu 2009 dan dimulainya berdasarkan putusan MK bukan di UU.

"Sejak itu pula pemilu 2014 dan 2019 pembentuk norma UU tidak akan mengubah itu, karena kalau diubah tertutup kembali akan jadi sulit lagi ke MK. Dengan begitu, kira-kira polanya kalau yang membuka itu MK, ada kemungkinan yang menutup MK," kata Hasyim.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan/Mario Christian Sumampow)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas