Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fenomena Politisi Pindah Partai Jelang 2024: Soekarwo ke Golkar, Rian Ernest Belum Tentukan Parpol

Memasuki tahun politik menjelang Pemilu 2024, fenomena politisi pindah partai akan semakin ramai. Berikut beberapa di antaranya.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Fenomena Politisi Pindah Partai Jelang 2024: Soekarwo ke Golkar, Rian Ernest Belum Tentukan Parpol
KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA
Rian Ernest mengundurkan diri dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Rian mengaku saat ini tengah mengambil jarak sejenak untuk menata langkah ke depan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki tahun politik menjelang Pemilu 2024, fenomena politisi pindah partai akan semakin ramai.

Tentu, perpindahan politisi itu akan menjadi sorotan publik. Karena, selama ini politisi tersebut
sudah akrab dengan partai sebelumnya.

Bahkan sejumlah kalangan sudah mencap politisi itu sebagai tokoh yang sentral dan berpengaruh di
partai.

Namun, pada kenyataannya akan ada fenomena politisi yang pindah partai politik jelang Pemilu.

Baca juga: Kominfo-Bareskrim Polri Amankan Ruang Digital Saat Pemilu 2024

Berikut sejumlah politisi yang dikabarkan pindah partai jelang pemilu 2024:

Soekarwo

Terbaru, kabar dari mantan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo atau akrab disapa Pakde Karwo.

Berita Rekomendasi

Dia dikabarkan meninggalkan Partai Demokrat dan berlabuh ke Partai Golkar sebagai Wakil Ketua
Dewan Pakar.

Kabar perpindahan Pakde Karwo itu pun diamini oleh Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono.

Anggota DPR RI itu mengatakan berdasarkan informasi yang didapatnya bahwa Soekarno akan menjabat
sebagai salah satu Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar.

"Beliau saat ini ditugaskan masuk di dewan pakar. Informasi terakhir dia akan menjabat sebagai
salah satu Wakil Ketua Dewan Pakar," kata Dave saat dikonfirmasi, beberapa waktu lalu.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif KOSGORO 1957 itu menyebut pihaknya menyambut baik atas bergabungnya Soekarwo.

"Ini adalah satu keputusan yang baik dan kita menyambut (baik)," ujar Dave.

Dave menuturkan pengalaman dan pengetahuan Soekarwo akan bermanfaat bagi Partai Golkar untuk kemenangan partai berlambang pohon beringin itu dan Ketua Umum Airlangga Hartarto di Pemilu 2024.

"Semangat beliau, pengetahuan, dan juga pengalaman beliau tentu akan bermanfaat untuk kemenangan Partai Golkar dan menuju kemenangan Pak Airlangga Hartarto dan juga dalam pengabdian Partai Golkar pada bangsa dan negara," ucap Dave.

Baca juga: KPU Rapat Koordinasi dengan KPU Provinsi dan KIP Aceh Terkait Penyusunan Dapil Pemilu 2024  

Selain itu, Dave menerangkan Soekarwo bukan asing lagi bagi Partai Golkar. Sebab, sebelumnya
pernah menjadi Sekretaris Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Jawa Timur.

"Pernah menjabat juga sebagai Sekretaris AMPI Jawa Timur," ungkap Dave.

Partai Demokrat pun buka suara soal kabar yang menyebutkan eks Gubernur Jawa Timur sekaligus kader senior Demokrat Soekarwo, hengkang dan memilih kembali ke Partai Golkar.

Herman Khaeron selaku Ketua Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) Partai Demokrat mengatakan sampai saat ini pihaknya belum menerima surat pengunduran diri dari Pakde Karwo.

"Pak De Karwo memang sudah tidak aktif di PD sejak Pemilu 2019 karena menjadi komisaris di BUMN. Jika saat ini bergabung di partai lain saya tidak tahu karena tidak ada surat pengunduran dirinya," kata Herman.

Soal kabar hengkangnya Pakde Karwo, Herman mengaku belum tahu banyak informasi tersebut.

Dia menilai bisa jadi Pakde Karwo hengkang lantaran dinamika di DPD Demokrat Jawa Timur.

"Atau boleh jadi karena Bayu menantunya kalah kontestasi pada waktu musda Jawa Timur oleh Emil Dardak," kata Herman.

Namun Herman menegaskan dirinya tetap berkomunikasi dengan Pakde Karwo sampai saat ini secara baik-baik.

"Komunikasi personal baik-baik saja, dan saya tidak tahu saat ini masih di komisaris BUMN atau tidak. Kalau di komisaris BUMN kan tidak boleh berpartai," pungkasnya.

Rian Ernest

Selain Pakde Karwo, kabar politisi pindah partai juga berhembus kepada Politikus muda Rian Ernest.

Rian pun buka suara terkait langkah politik selanjutnya setelah ia mengundurkan diri dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Mantan Direktur Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan Pimpinan Pusat PSI itu mengaku saat ini tengah mengambil jarak sejenak untuk menata langkah ke depan.

"Saat ini saya sedang mengambil jarak sejenak, untuk berpikir menata langkah ke depan, sambil menghabiskan waktu bersama istri dan kedua anak kami," kata Rian Ernest.

Rian Ernest mengakui sejak mundur dari PSI berbagai partai politik menghubungi dirinya.

"Sejak menyatakan mundur, beberapa partai menghubungi saya untuk bertukar pikiran," sambungnya.

Politikus muda tersebut mengapresiasi dukungan tersebut.

Ia berjanji dalam waktu dekat akan sampaikan langkah politiknya berikutnya.

"Saya sangat mengapresiasi berbagai dukungan serta nasehat dari para senior saya dari berbagai partai politik. Dalam waktu dekat, saya akan sampaikan langkah politik saya berikutnya," tutupnya.

Dikabarkan sebelumnya, Rian Ernest disebut-sebut bakal pindah ke Partai Perindo setelah keluar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Koordinator Juru Bicara Partai Perindo Heri Budianto mengatakan partainya terbuka bagi siapapun yang ingin bergabung.

"Perindo adalah partai terbuka," kata Heri kepada wartawan, Kamis (15/12).

Kendati demikian, Heri meminta agar semua pihak menunggu pengumuman resmi dari partainya perihal apakah Rian bergabung atau tidak.

"Tunggu informasi dan pengumuman resmi. Saat ini belum ada pengumuman resmi soal itu," ujarnya.

Ia mengaku partainya tak intens berkomunikasi dengan eks Direktur Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan Pimpinan Pusat PSI itu.

Namun, Heri menuturkan bahwa Rian memiliki teman-temannya di Perindo dan berdiskusi soal politik.

"Tidak intens (komunikasi). Beliau banyak teman-teman di Perindo dan diskusi soal-soal politik saja," ungkapnya.

TGB Muhammad Zainul Majdi

Sebelum ramai keduanya pindah partai, TGB Muhammad Zainul Majdi juga sempat menjadi perbincangan di perpolitikan Tanah Air.

Pasalnya, mantan Gubernur NTB itu tercatat sudah 4 kali pindah partai politik.

Awalnya, gubernur dua periode itu berkarirnya dengan bergabung dengan Partai Bulan Bintang (PBB). Lalu dia pindah ke Partai Demokrat sampai 2018.

Selepas dari Demokrat, TGB bergabung dengan Partai Golkar. Hingga akhirnya dirinya memuskan untuk bergabung dengan Perindo.

Ruhut Sitompul

Politisi Ruhut Sitompul juga tercatat berpindah partai. Mengawali karir politik di Partai Goklar, Ruhut pun berpindah ke Partai Demokrat.

Namun pada Agustus 2019, dia resmi mundur dari Demokrat dan pindah partai ke PDIP.

Krisna Mukti

Aktor peran Krisna Mukti juga tercatat pindah partai politik.

Pada pemilu legislatif 2014, Krisna Mukti terpilih sebagai anggota DPR RI.

Ia maju dari PKB dengan mewakili daerah pemilihan Jawa Barat VII.

Namun pada Pileg 2019 lalu, Krisna kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari Partai NasDem.
(Tribun Network/yuda)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas