Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Ingin Dicap Hanya Jadi Pendulang Suara, Ini Cara Artis-artis di Parlemen Menepis Keraguan Publik

Tak sedikit artis masuk parpol demi menjadi vote getter atau pendulang suara. Bagaimana kemampuan mereka saat menjadi wakil rakyat?

Penulis: Anita K Wardhani
zoom-in Tak Ingin Dicap Hanya Jadi Pendulang Suara, Ini Cara Artis-artis di Parlemen Menepis Keraguan Publik
istimewa/kolase/dok Tribunnews.com
Tak sedikit artis masuk parpol demi menjadi vote getter atau pendulang suara. Krisdayanti, Okky Asokawato, Arzeti Bilbina dan Deddy Gumelar alias Miing Bagito menyuarakan pendapat mereka tentang pandangan miring saat para selebritis masuk parlemen. Apa trik mereka menepisnya? Simak Tribun Network Series Mata Lokal Memilih bertajuk "Partai Politik Berebut Suara Selebritas: Membaca Konstelasi Politik Nasional Setahun Menjelang Pemilu 2024" di Menara Kompas Jakarta pada Selasa (14/2/2023). 

Dedi Miing Gumlear misalnya mengatakan ia pun pernah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan terkait pandangan sebelah mata tersebut.

"Realistis Partai butuh suara, tapi jug dengan catatan. Bukan hanya karena dia populer, dikenal, lalu mengeruk sebagai vote getter, tapi dia juga menguasai substansi," kata Miing.

Menurutnya proses yang dijalani para selebriti khususnya seniman sebelum memutuskan masuk ke partai mana bukanhlah yang instan.

Para selebriti, kata dia, adalah orang-orang yang sudah berproses mengumpulkan modal sosial sejak awal.
Meski partai politik membutuhkan suara, namun lanjut Miing, selebriti ada baiknya bukan hanya direkrut karena popularitas sebagai vote getter melainkan juga harus menguasai substansi persoalan.

Ia pun menyoroti pentingnya visi dan misi bagi selebriti ketika menang dan masuk ke lembaga legislatif.

Di sisi lain, kata dia, untuk terjun ke politik para selibriti tidak hanya membutuhkan modal sosial melainkan juga kemampuan finansial yang mumpuni.

Masyarakat kalangan bawah, menurutnya tidak pernah menyelami visi misi para calon pemimpin politik dari kalangan selebriti.

BERITA REKOMENDASI

Menururnya masyarakat terbagi dua kelompok jika dihadapkan dengan para calon pemimpin politik dari kalangan selebriti.

"Ada dua kelompok mereka. Mereka kagum sama dia. Atau ada Rp50 ribuan atau tidak. Begitu kan? Ini realitas. Ini fakta politik yang ada hari ini. Pragmatisme masyarakat tidak bisa dibendung seperti itu," kata Miing.

Penyanyi sekaligus Politikus Partai PDI Perjuangan Krisdayanti memberikan tanggapan akan pandangan kinerja selebriti saat masuk Parlemen.

Menurutnya, memang terasa ada pandangan bahwa artis tidak berkontribusi dalam pembangunan suatu bangsa.

Pandangan tersebut ternyata memiliki tekanan yang begitu besar dan sempat terasa olehnya.


"Adanya tekanan begitu besar, asumsi dalam lima tahun bahwa artis tidak bisa berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Saya sempat pikir kok sebegitu besar tekanannya,"ungkapnya pada Selasa (14/2/2023).

Namun ia tetap berpikir positif dan merasa namanya di kancah panggung entertainment menjadi perwujudan tanggung jawab lain.

Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra (kedua kiri) bersama Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Krisdayanti (kiri), Anggota DPR RI Fraksi PKB, Arzeti Bilbina (tengah), Wakil Sekjen Partai Gelora, Dedi Gumelar (kanan), dan Founder dan CEO IT Reasearch And Politic Consultant (IPOL Indonesia), Petrus Haryanto (kedua kanan) menjadi pembicara dalam Diskusi Tribun Series II di Studio Kompas TV, Jakarta, Selasa (14/2/2023). Diskusi tersebut bertemakan 'Partai Politik Berebut Suara Selebritas: Membaca Konstelasi Politik Nasional Setahun Menjelang Pemilu 2024'. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra (kedua kiri) bersama Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Krisdayanti (kiri), Anggota DPR RI Fraksi PKB, Arzeti Bilbina (tengah), Wakil Sekjen Partai Gelora, Dedi Gumelar (kanan), dan Founder dan CEO IT Reasearch And Politic Consultant (IPOL Indonesia), Petrus Haryanto (kedua kanan) menjadi pembicara dalam Diskusi Tribun Series II di Studio Kompas TV, Jakarta, Selasa (14/2/2023). Diskusi tersebut bertemakan 'Partai Politik Berebut Suara Selebritas: Membaca Konstelasi Politik Nasional Setahun Menjelang Pemilu 2024'. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas