Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Ingin Dicap Hanya Jadi Pendulang Suara, Ini Cara Artis-artis di Parlemen Menepis Keraguan Publik

Tak sedikit artis masuk parpol demi menjadi vote getter atau pendulang suara. Bagaimana kemampuan mereka saat menjadi wakil rakyat?

Penulis: Anita K Wardhani
zoom-in Tak Ingin Dicap Hanya Jadi Pendulang Suara, Ini Cara Artis-artis di Parlemen Menepis Keraguan Publik
istimewa/kolase/dok Tribunnews.com
Tak sedikit artis masuk parpol demi menjadi vote getter atau pendulang suara. Krisdayanti, Okky Asokawato, Arzeti Bilbina dan Deddy Gumelar alias Miing Bagito menyuarakan pendapat mereka tentang pandangan miring saat para selebritis masuk parlemen. Apa trik mereka menepisnya? Simak Tribun Network Series Mata Lokal Memilih bertajuk "Partai Politik Berebut Suara Selebritas: Membaca Konstelasi Politik Nasional Setahun Menjelang Pemilu 2024" di Menara Kompas Jakarta pada Selasa (14/2/2023). 

"Mungkin latar belakang saya di panggung selama 30 tahun bisa menjadi tanggungjawab moral dan peran saya ambil berkontribusi dalam kedisiplinan, etos kerja dan tanggungjawab," paparnya lagi.

Ia pun berpikir jika di dalam gedung DPR RI yang dibutuhkan adalah keinginan untuk mau turun ke bawah.

'Bonding' dengan rakyat dengan tujuan memberikan kesejahteraan.

"Dan saya sangat mudah menyapa warga masyarakat Malang raya, karena berbicara dengan bahasa mereka. 30 tahun di dunia entertainment, tugas turun ke bawah, saya tidak merasa kesulitan," kata Krisdayanti lagi.

Modalnya Tak Hanya Menarik Suara, Tapi Artis Masuk Parlemen Wajib Bersuara
Okky Asokawati, menegaskan bahwa parpol seperti Partai NasDem tak semata-mata merekrut publik figur sebagai vote getter.

Namun, diperlukan publik figur tak hanya mendulang suara partai, tetapi bisa bersuara saat duduk di kursi parlemen.

Baca juga: 3 Dekade Jadi Artis, Arzeti Bilbina Rasakan Bedanya di DPR, Tak Lagi Tunggu Dipanggil, Wajib Maju

"Bagaimana pun juga realitas bahwa setiap partai aku rasa memerlukan publik figur untuk mendulang suara. Tapi apakah publik figur itu mendukang suara atau tidak itu akhirnya tergantung pada publik figur itu sendiri," kata Okky.

BERITA REKOMENDASI

"Karena ketika publik figur itu kemudian bisa mendulang suara, tapi kalau NasDem itu saat ini memerlukan publik figur yang bisa memberikan suara tetapi bersuara," sambungnya.

Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra (kedua kiri), Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network, Domuara D Ambarita (kiri), dan GM Bisnis Warta Kota, Heru Budi Kuncara (kanan) berfoto bersama dengan Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Krisdayanti (tengah), Anggota DPR RI Fraksi PKB, Arzeti Bilbina (keempat kanan), Wakil Sekjen Partai Gelora, Dedi Gumelar (kedua kanan), Politisi Partai NasDem, Okky Asokawati (keempat kiri), Founder dan CEO IT Reasearch And Politic Consultant (IPOL Indonesia), Petrus Haryanto (ketiga kanan), dan Dokter Nugroho Setiawan (ketiga kiri) usai Diskusi Tribun Series II di Studio Kompas TV, Jakarta, Selasa (14/2/2023). Diskusi tersebut bertemakan
Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra (kedua kiri), Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network, Domuara D Ambarita (kiri), dan GM Bisnis Warta Kota, Heru Budi Kuncara (kanan) berfoto bersama dengan Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Krisdayanti (tengah), Anggota DPR RI Fraksi PKB, Arzeti Bilbina (keempat kanan), Wakil Sekjen Partai Gelora, Dedi Gumelar (kedua kanan), Politisi Partai NasDem, Okky Asokawati (keempat kiri), Founder dan CEO IT Reasearch And Politic Consultant (IPOL Indonesia), Petrus Haryanto (ketiga kanan), dan Dokter Nugroho Setiawan (ketiga kiri) usai Diskusi Tribun Series II di Studio Kompas TV, Jakarta, Selasa (14/2/2023). Diskusi tersebut bertemakan "Partai Politik Berebut Suara Selebritas: Membaca Konstelasi Politik Nasional Setahun Menjelang Pemilu 2024". TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Okky mengatakan, bahwa ada kecenderungan publik figur yang terpilih menjadi anggota DPR RI justru tak bersuara membela kepentingan rakyat.

Apalagi, selama ini Partai NasDem mengusung restorasi perubahan untuk Indonesia.

"Seperti misalnya stunting yang disebutkan yang angkanya yang menurut kami itu dari 24 persen sekarang sudah 20 persen. Dan itu sudhmah berpuluh tahun menurut saya harus ada hal-hal yang perubahan," ucap Okky.

Mantan anggota DPR RI dua periode ini bahwa untuk menubah sebuah ketatanegaraan terkait kepentingan rakyat, perlu banyak yang bersuara di parlemen.


"Karena kalau tidak bisa bersuara maka perubahan itu tidak akan terjadi," ucapnya.

Oleh karenanya, terkait dengan selebriti, Partai NasDem sendiri tentu perlu selebriti tapi juga mereka yang bisa bersuara.

Dia pun mengingat ketika masuk parlemen pada tahun 2009 lalu. Dimana banyak teman-teman yang berasal dari kalangan publik figur hanya menjadi vote getter.

"Saya menyikapinya bahwa oke artis sebagai vote getter, karena memang ibaratnya sebuah badan itu ada yang fungsinya di kepala, fungsi di tangan, ada yang di ekor, jadi masing-masing punya fungsi," katanya.

Namun demikian, Okky menyadari jika dirinya masuk kepolitik sebagai fasion dirinya.

"Tetapi saya sekarang bisa katakan passion saya sebagai politisi, kenapa karena saya menikmati betul ketika membahas satu pasal, untuk memperjuangkan seperti kata CEO Tribun ini, menjadi mata lokal semua provinisi itu perlu pemikiran, waktu, perlu energi," jelasnya.

Okky juga mengatakan, bahwa menjadi anggota dewan bisa menjadi 'Mata Lokal' bagi masyarakat. Tak hanya itu, segudang pengalaman dan karakter juga ditempa selama menjadi wakil rakyat di parlemen Senayan.

"Tapi karena saya merasa ini amanah, dan saya suka. Kenapa saya suka, karena dengan menjadi anggota DPR itu, sebagai wakil rakyat, sebagai pembantu publik yang sekarang harus mempunyai mata lokal, itu ada pengembangan wacana, pengembangan leadership, mengembangkan dalam berargumentasi, mengembangkan dalam publik speacking, dan itu saya nikmati sebagai sesuatu hal yang mungkin tidak semua orang dapatkan," paparnya.

Maka dari itu, Okky menyebut bahwa tidak salah kemudian partai meminta selebriti untuk tampil.

"Tapi saya yakin, biasanya setiap orang kalau sudah pernah sukses di suatu dimensi, atau bidang, dia pasti punya etos kerja yang bagus, dia pasti punya energi yang baik," ujarnya.

"Biasanya kalau dia pindah ke panggung lain, etos kerjanya, staminanya akan dilakukan," jelas Okky.

Lebih lanjut, Okky juga mengatakan bahwa kehadiran para selebriti sebagai anggota dewan itu memang harus berikan untuk kepentingan orang lain.

Pasalnya, publik figur sudah merasakannya berpuluh-puluh tahun kesuksesan di dunia entertaiment.

Terkait repersentasi, bahwa di politik legislasi memang repersentasi sebagai selebritas, yang mendulang suara dan bisa bersuara yaitu menghadirkan UU.

Sementara, bicara mengenai peran publik, pejabat publik sebagai anggota dewan, menurutnya, memang tidak bisa hanya untuk 5 tahun saja.

Karena masalah dan program Undang-undang yang dibuat itu ingin dikawal terus bagaimana bisa berjalan.

"Kadang-kadang akte kelahiran belum di urus, atau misalnya ditolak Puskemas atau Rumah Sakit. Karena memang periode ini saya tidak duduk di parlemen tapi selama saya tidak jadi anggota DPR itu konsituen tetap datang. Tetap minta tolong," ungkapnya.

"Sampai orang rumah bilang, 'Bu kan udah bukan anggota DPR lagi'. Tapi buat saya, tetaplah berbuat baik aja, mungkin itu juga bagian merawat konsituen," jelasnya.

Demikian juga pendapat Arzeti Bilbina.

Menurutnya jika sebelumya pengalaman artis di bidangnya sudah mendarah daging, maka saat duduk di Parlemen akan jadi etos kerja untuk membuktikan mereka juga bisa menyerap aspirasi rakyat.

"Ketika dia terpilih kemudian dia menjadi wakil, dia punya etos kerja yang memang memiliki tanggug jawab penuh," katanya lagi.

Kini, dirinya yang menjabat sebagai anggota DPR juga menerapkan rasa tanggung jawabnya saat menjadi pekerja seni untuk melayani masyarakat.

"30 tahun sudah saya ada di dalam panggung sebagai pekerja seni, dan itu merupakan tanggung jawab besar saat sekarang ketika kami menjadi pelayan atau wakil masyarakat," tutur Arzeti.

Lebih lanjut Arzeti mengungkapkan bahwa ada sisi keartisan yang harus dikesampingkan ketika kini menjadi anggota legislatif.

"Kalau kita masih menjadi penyanyi mungkin mbak KD kan di belakang panggung ketika dipanggil baru keluar," jelas Arzeti.

"Tapi (sekarang) dia pelayan mau nggak mau menjadi bagian dalam masyarakat itu. Permasalahan masyarakat itu yang harus diselesaikan oleh wakilnya yang duduk di legislatif," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Aisyah Nursyamsi/Fransiskus Adhiyuda/M Alivio/Gita Irawan/Anita K W)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas