Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Utang Rp 50 Miliar Anies Baswedan, Pengamat: Alat Uji Kualitas Capres

Soal utang Rp 50 miliar, Ray Rangkuti sebut sebagai serangan politik biasa terhadap Anies Baswedan sebagai Capres yang diusung NasDem.

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Soal Utang Rp 50 Miliar Anies Baswedan, Pengamat: Alat Uji Kualitas Capres
SURYA/PURWANTO
Ratusan warga yang menamakan diri Srikandi Anies Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Malang) saat acara deklarasi di BTC Guest House Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (18/2/2022). Para Srikandi Anies mendeklarasikan untuk pemenangan Anies Baswedan dalam Pemilihan Presiden 2024. Soal utang Rp 50 miliar, Ray Rangkuti sebut sebagai serangan politik biasa terhadap Anies Baswedan sebagai Capres yang diusung NasDem. SURYA/PURWANTO 

Terlebih, Ray mengatakan, tidak ada bukti bahwa Anies melakukan tindakan korupsi.

"Sebab korupsi wujudnya harus tindakan."

Anies Baswedan setelah menghadiri acara Bawa Ide yang dihelat di Hotel Grand Whiz, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2023) malam.
Anies Baswedan setelah menghadiri acara Bawa Ide yang dihelat di Hotel Grand Whiz, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2023) malam. (Tribunnews.com/Rahmat W. Nugraha)

Sebelumnya, Ray Rangkuti angkat bicara soal safari politik Anies Baswedan, yang disebut sering diganggu oleh oknum dari satu di antara institusi negara.

Ray mengatakan, definisi penjegalan itu perlu diperjelas terlebih dahulu.

"Jangan sampai misalnya orang menolak kehadirannya lalu disebut penjegalan," kata Ray, saat dihubungi, Jumat (17/2/2023).

Terlebih, kata Ray, soal penjegalan terhadap calon presiden (capres) yang diusung Partai NasDem itu hanya disampaikan oleh Partai NasDem sendiri.

"Itu yang perlu kita cari tahu. Apalagi secara kasatmata kita enggak melihat kan. Ini kan cuma disampaikan oleh NasDem. Seperti apa upaya penjegalannya, kita enggak tahu," ucap Ray.

Berita Rekomendasi

"Jangan-jangan NasDemnya juga terlalu sentimentil. Sehingga hal-hal kecil dianggap oleh mereka penjegalan," sambung Direktur Lingkar Madani (Lima) itu.

Menurut Ray, penjegalan politik yang sesungguhnya, yakni seperti peristiwa yang dialami oleh calon gubernur (Cagub) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

"Kalau berkaca ke Pilkada Jakarta, yang disebut penjegalan itu apa yang dialami oleh Ahok sebenarnya. Ahok itu diusir," kata Ray.

"Itu penjegalan. Diusir, diintimidasi, sehingga jadi takut. Diintimidasinya macam-macam."

Founder lingkar Madani Ray Rangkuti saat sedang memberikan sambutan dalam acara Talkshow Memilih, Damai Membedah Genealogi Presiden dari Masa ke Masa Di Universitas Al-Azhar Indonesia, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (8/12/2022). Warta Kota/YULIANTO
Founder lingkar Madani Ray Rangkuti saat sedang memberikan sambutan dalam acara Talkshow Memilih, Damai Membedah Genealogi Presiden dari Masa ke Masa Di Universitas Al-Azhar Indonesia, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (8/12/2022). Warta Kota/YULIANTO (Warta Kota/YULIANTO)

Sementara itu, Ray mengatakan, pernyataan terjadinya penjegalan itu memberatkan Partai NasDem, jika disampaikan oleh mereka sendiri.


"Karena NasDem sendiri adalah bagian dari Pemerintah ini. Masa Pemerintah menjegal kawan Pemerintahnya sendiri. Masa sih itu enggak bisa dipertanyakan oleh NasDem. Kan orang dalam sendiri. Bagian dalam sendiri," tuturnya.

Terlebih menurut Ray, fakta yang ada memperlihatkan Anies Baswedan masih terus dapat melanjutkan safari politiknya ke berbagai daerah.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas