Bela Anies Baswedan, NasDem Minta PDIP Tak Bandingkan Surabaya dan Jakarta
Hermawi Taslim minta PDIP tak bandingkan pembangunan antara DKI dengan Surabaya, Surabaya lebih tepat dibandingkan dengan Kepulauan Seribu dan Jakut.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal NasDem, Hermawi Taslim meminta PDIP agar tak membandingkan pembangunan antara DKI Jakarta dengan Surabaya.
Hal itu terkait kritikan PDIP terhadap bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan.
PDIP menilai pembangunan Surabaya jauh lebih baik ketimbang DKI Jakarta.
"Enggak bisa dibandingkan antara Kota Surabaya dengan DKI sebagai daerah istimewa, provinsi, itu namanya jomplang," kata Hermawi kepada wartawan, dikutip pada Selasa (21/3/2023).
Menurut Hermawi, Surabaya lebih tepat ketika dibandingkan dengan Kepulauan Seribu dan Jakarta Utara.
Dia menyebut DKI Jakarta lebih setara bila dibandingkan dengan Jawa Timur (Jatim), yakni Anies vs Khofifah Indar Parawansa.
"Itu baru equal. Dan menurut saya keduanya pemimpin yang berhasil. Anies berhasil di Jakarta, Khofifah sukses di Jatim," ujar Hermawi.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan dalam beberapa tahun terakhir Kota Surabaya jauh lebih maju ketimbang DKI Jakarta.
Hal itu terkait safari politik bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan di Surabaya beberapa waktu lalu.
Hasto menyebut safari politik tersebut sekaligus membuka mata mantan Gubernur DKI Jakarta terkait perbedaan Surabaya dan DKI Jakarta.
"Kehadiran Pak Anies di Surabaya kan membuka mata beliau 'wah Surabaya, dalam tahun terakhir ternyata kepemimpinannya jauh lebih maju dari Jakarta'," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin (20/3/2023).
Baca juga: Singgung Safari Politik Anies, Sekjen PDIP: Surabaya Jauh Lebih Maju Ketimbang Jakarta
Menurut Hasto, Surabaya kini sungai-sungainya bersih, stunting turun jauh lebih baik, infrastruktur baik, penanganan orang miskin baik, dan warganya juga jauh lebih bahagia.
Sayangnya, dia menyebut DKI Jakarta tidak ada kesinambungan pembangunan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi), Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dan Djarot Syaiful Hidayat tak lagi menjabat.
"Coba kalau kalian jalankan kesinambungan dengan Pak Jokowi, Pak Ahok, Pak Djarot hasilnya juga baik," ujar Hasto.
"Tetapi ketika menunjukan sebagai antitesa terhadap hal-hal baik, kan kita tahu antitesa berlawanan dengan hal baik apa hasilnya," sambung Hasto.
PDIP Sindir Safari Anies
Hasto menyindir mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang baru menggelar safari di Jawa Timur. Hasto membandingkan keberhasilan antara Jakarta dan Kota Surabaya.
Untuk diketahui, Anies yang juga bacapres dari Koalisi Perubahan itu melakukan serangkaian kegiatan di Jawa Timur selama tiga hari.
Rangkaian kegiatan Anies dipusatkan di Surabaya dan Sampang Madura.
"Safarinya kan sepi. Karena tahu Kota Surabaya selama ini siapa yang membangun. Dan orang datang dengan gagasan-gagasan yang tidak relevan, kan masyarakat Surabaya bisa menilai," kata Hasto disela kegiatan di Surabaya, Minggu (19/3/2023).
Dikatakan Hasto, masyarakat Kota Pahlawan sudah bisa berpikir tentang kapasitas dan kinerja seorang figur.
"Kalau hebat majukan dulu Jakarta lebih hebat dari Surabaya, baru datang ke Surabaya, kira-kira kan gitu," ucapnya.
Hasto tidak spesifik menilai apakah safari Anies merupakan bagian dari 'nyolong' start kampanye. Menurutnya, biarkan masyarakat yang menilai.
Di samping itu, Hasto mengaku yakin masyarakat tahu kapasitas pemimpin. "Rakyat akhirnya yang akan menilai," ujarnya.