Pengamat: Koalisi Besar Berpeluang Terbentuk di Pemilu 2024, Tapi akan Banyak Dinamika
Aditya menyebut bahwa dalam perjalanan pembentukan koalisi ini nantinya bakal banyak pergolakan yang perlu diselesaikan.
Penulis: Naufal Lanten
Editor: Dewi Agustina
"Hal yang sama juga terjadi dengan Airlangga Hartarto (Ketua Umum Golkar) juga memiliki posisi yang tidak menguntungkan," lanjut dia.
Sementara itu, sambung Aditya, Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas yang tinggi sehingga akan sah-sah saja jika disandingkan dengan siapa pun cawapresnya.
Namun hingga saat ini, PDIP belum memutuskan dari kedua nama tersebut yang akan resmi dicalonkan.
Padahal partai berlogo banteng itu juga memposisikan dirinya sebagai faktor penting nanti apabila bergabung ke koalisi tersebut.
Lebih jauh Aditya juga menyoroti endorsement yang dilakukan oleh Presiden Jokowi terhadap calon tertentu dalam kerangka Koalisi Besar tersebut.
"Memang betul berdasarkan survei Algoritma terakhir, capres yang diyakini dapat melanjutkan agenda Pak Jokowi adalah bagian dari koalisi yaitu Pak Ganjar dan Pak Prabowo," kata Aditya.
Namun, lanjut dia, para pemilih merasa endorsement yang sedang dilakukan presiden tidak serta merta akan 100 persen diikuti oleh pemilih. Mereka akan melihat juga terkait dengan kapasitas dan track record calon.
"Dalam konteks itu, endorsement bukan pertimbangan utama pemilih," tuturnya.
Untuk informasi, sinyal pembentukan koalisi besar menguat setelah bertemunya Presiden Jokowi dengan Prabowo, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, serta Pelaksana Tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Mardiono.
Lima partai itu selama ini ada dalam dua koalisi partai, yaitu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) serta Koalisi Indonesia Raya (KIR).
Namun Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh tidak menghadiri acara tersebut.
Sebelumnya, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto Subianto merasa punya kesamaan antara Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) dengan para ketua umum partai di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Merasa satu frekuensi, Prabowo pun tak masalah jika KIR dan KIB bergabung menjadi satu di Pemilu 2024 mendatang.
Adapun hal ini disampaikannya saat konferensi pers usai acara Silaturahmi Ramadan di DPP PAN, Jakarta Selatan, Minggu (2/4/2023).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.