Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Partai Buruh Ungkap Alasan Tolak Gagasan Pembentukan Koalisi Besar di Pilpres 2024

Said Iqbal menyebut bahwa partai politik yang membuat koalisi besar tidak pernah bertanya pada konstituennya.

Penulis: Naufal Lanten
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Partai Buruh Ungkap Alasan Tolak Gagasan Pembentukan Koalisi Besar di Pilpres 2024
Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami
Partai Buruh menolak gagasan atau ide koalisi besar dalam mengusung calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) di Pilpres 2024. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Buruh menolak gagasan atau ide koalisi besar dalam mengusung calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) di Pilpres 2024.

"Ide koalisi besar akan mencederai demokrasi yang sehat dan bersih, karena akan cenderung membatasi jumlah Capres/Cawapres," kata Presiden Partai Buruh Said Iqbal dalam keterangannya, dikutip Minggu (9/4/2023).

Said menambahkan bahwa partai politik yang membuat koalisi besar tidak pernah bertanya pada konstituennya.

Mereka, kata Said Iqbal, dengan arogan mengatasnamakan rakyat sebagai penentu siapa yang akan menjadi capres dan cawapres.

Baca juga: PAN Bantah Wacana Pembentukan Koalisi Besar Atas Arahan Jokowi

Menurutnya, koalisi besar pada akhirnya hanya akan melahirkan dua pasang calon presiden.

Hal ini sekaligus menyempurnakan presidential threshold 20 persen yang membatasi jumlah capres-cawapres.

BERITA REKOMENDASI

"Sehingga bisa dibilang, ini mengarah pada sistem demokrasi terpimpin yang dikomandani oleh partai politik," tuturnya.

"Partai Buruh menolak dibangkitkannya kembali sistem demokrasi terpimpin melalui koalisi besar dan presidensial threshold 20 persen," lanjut dia.

Said Iqbal mengatakan sikap Partai Buruh adalah tidak akan berkoalisi dengan partai politik mana pun yang menyetujui disahkannya omnibus law UU No. 6/2023 tentang Cipta Kerja.

Termasuk partai politik yang hanya “lip service” menolak UU Cipta Kerja tetapi ketika diminta menjadi saksi fakta dalam judicial review di Mahkamah Konstitusi tidak bersedia.

Baca juga: Zulhas Ingin Bentuk Koalisi Kebangsaan di Bawah Orkestra Komando Jokowi

"Partai Buruh mempunyai pandangan sesuai dengan Rakernas I Partai Buruh pada bulan Januari 2023 yang lalu, telah merekomendasikan 4 nama Capres yaitu Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Said Iqbal, dan Najwa Shihab. Serta 4 nama Cawapres yaitu Arsjad Rasjid, Mahfud MD, Said Iqbal, dan Najwa Shihab," ujarnya.

Nama-nama tersebut akan dibawa dalam konvensi partai Buruh sekitar bukan Agustus 2023.

Konvensi Partai Buruh ini akan menanyakan kepada rakyat, setidak-tidaknya masyarakat kelas pekerja (working class) terhadap 4 nama Capres dan 4 Cawapres yang diusulkan Rakernas Partai Buruh, siapa yang akan dipilih oleh rakyat.

Kendati demikian, Said Iqbal juga membuka peluang adanya calon lain yang akan ikut dalam Konvensi Partai Buruh.

"Oleh karena itu, melalui kesempatan ini Partai Buruh mengajak seluruh elemen gerakan sosial, masyarakat kelas pekerja, akademisi, dan rakyat yang peduli pemilu bersih untuk menolak sistem demokrasi terpimpin melalui koalisi besar, presidential threshold 20 persen dan parliamentary threshold 4 persen," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas