Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Andre Rosiade Debat Lawan Adian Soal Elektabilitas Prabowo dan Ganjar di Survei Poltracking

Politikus Gerindra Andre Rosiade dan Politikus PDIP Adian Napitupulu berdebat dalam pemaparan hasil survei calon presiden Poltracking Indonesia.

Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Andre Rosiade Debat Lawan Adian Soal Elektabilitas Prabowo dan Ganjar di Survei Poltracking
Kloase Tribunnews.com
Politikus PDIP Adian Napitupulu dan Politikus Gerindra Andre Rosiade. Keduanya berdebat dalam pemaparan hasil survei calon presiden Poltracking Indonesia, Jumat (28/4/2023). 

"Tidak apa-apa. Mungkin ada yang angkuh dan sombong ya nggak apa-apa," balas Andre lagi.

Adian lalu berkilah bahwa apa yang dikatakannya bukanlah sesuatu yang angkuh.

Dia hanya ada perbandingan yang memang Apple to Apple, ada pertarungan yang Apple to Apple misalnya.

"Petinju yang menang sekian kali kemudian masuk ke ring tinju dengan petinju yang sudah menang dengan jumlah hampir sama. Nah ini kan agak kurang asyik ketika kita diadu yang berkali-kali menang dengan yang belum pernah menang gitu loh itu doang," jawab Adian.

Andre kemudian mengungkit jasa Prabowo yang melahirkan pemenang Pilgub 2012 lalu, yaitu Paslon Gubernur dan Wagub DKI Jakarta Jokowi-Ahok, bahkan Megawati pun ingin saat itu mengusung Fauzi Bowo ketimbang Jokowi-Ahok.

"Pasti deklarasi Bu Mega satu hari sebelum lebaran itu menunjukkan paniknya ya PDI Perjuangan melihat hasil survei Indikator itu yang menyatakan Pak Prabowo unggul hampir 5 persen ya dan juga Gerindra sudah memepet habis PDIP mungkin kalau nggak margin of error mungkin yang unggul Gerindra, tapi nggak apa-apa, nanti kita uji saja, biasa kalau ada orang angkuh dan begitu sombong itu hal lumrah. Nggak apa, kita uji saja," balas Andre.

Adian tak terima dan mempertanyakan soal hubungan bangga dengan kemenangan bisa menjadi sifat angkuh.

BERITA REKOMENDASI

Menurutnya, yang menang boleh bangga dan bangga itu bukan sebuah keangkuhan.

"Justru menurut gua ketika kita diadu dengan yang kalah berkali-kali itu sebuah kesombongan, jangan. Kita harus diadu dengan yang sepantar," balas Adian.

Andre kemudian menimpali bahwa yang menang pada 2019, belum tentu terjadi pada Pemilu 5 tahun setelahnya.

"Kalau kemudian Andre melihatnya sebagai kompetisi partai, PDIP dan Gerindra ini kita lihat hasil perolehan pileg. Kalau kemudian kita bicara capres ya kita bicara Ganjar dan Prabowo," balas Adian.

"Saya menjawab karena menyerempet dan menghina pimpinan saya. Kami Gerindra Pak Prabowo mengajarkan untuk menghormati lawan, tapi kami tidak pernah takut kalau menghadapi tantangan siapa saja," tandas Andre.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas