Survei SMRC: Elektabilitas Ganjar dan Prabowo Cuma Beda 0,3 Persen Dalam Simulasi Head to Head
Suara Ganjar dan Prabowo sangat dekat dan tidak berbeda secara signifikan sehingga tidak bisa disimpulkan siapa yang lebih unggul.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Erik S
Deni menjelaskan bahwa yang dimaksdu pemilih kritis adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon atau cellphone sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.
Baca juga: Gerindra Tetap Tegas Jadikan Prabowo Bakal Capres 2024, Imbau Para Kader Tak Terlena Hasil Survei
Mereka, kata dia, umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan.
Selain itu, lanjut dia, mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya.
Total pemilih kritis tersebut secara nasional diperkirakan mencapai 80%.
Pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD).
RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Baca juga: Prabowo Subianto Ungguli Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo sebagai Capres Versi Survei LSN Terbaru
Dengan teknik RDD sampel sebanyak 925 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 3,3% pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.