Respons Gerindra Demokrat Sebut Jokowi Tidak Netral Karena Kumpulkan Ketua Umum Parpol di Istana
Sufmi Dasco Ahmad merespons soal pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman yang menyebut Presiden Joko Widodo tidak netral di pilpres
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Wahyu Aji

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad merespons soal pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman yang menyebut kalau Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumandangkan perang melawan rakyat bila tak bersikap netral pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Pernyataan Benny itu merespons soal pertemuan antara enam ketua umum partai politik dengan Presiden Jokowi di Istana Negara beberapa hari lalu.
Menurut Dasco, dalam merespons soal pertemuan itu harusnya dipelajari dahulu isi dari apa yang disampaikan para ketua umum parpol dengan Jokowi.
"Bahwa kemudian ada yang underestimate, saya justru mengimbau gitu kan, apa yang disampaikan, yang dikemukakan itu dipelajari dulu, dikaji dulu, apakah benar begitu," kata Dasco saat ditemui awak media di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/5/2023).
Sebab menurut Dasco, pertemuan yang terjadi pada Selasa (2/5/2023) malam itu hanya sekadar silaturahmi koalisi pendukung pemerintah.
Wakil Ketua DPR RI itu menegaskan kalau tidak ada aturan yang melarang perihal pertemuan tersebut.
"Coba cek di undang-undangnya dimana atau aturannya dimana, kan enggak ada kan gitu loh," kata dia.
"Itu pure silaturahmi dan membahas geopolitik yang update terakhir dan tantangan Indonesia, iya itu," sambungnya.
Dengan begitu, Dasco memastikan kalau dalam pertemuan itu tidak ada sama sekali arahan dari Presiden Jokowi kepada para ketua umum parpol, termasuk soal pilpres.
Termasuk kata dia, soal isi rencana pembentukan Koalisi Besar yang selama ini kabarnya sedang dibahas oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
"Enggak ada juga pengarahan dari presiden untuk kemudian, ya yang katanya di sana diminta membentuk koalisi atau apa, itu enggak ada," tukas Dasco.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman, mengkritik sikap Presiden Joko Widodo yang mengumpulkan para ketua umum partai politik di Istana Negara beberapa hari yang lalu.
"Jika benar Presiden tidak netral dalam Pilpres dan Pileg, apalagi menjadikan Istana Presiden markas tim sukses Capres tertentu, maka Presiden Jokowi sebenarnya lagi mengumandangkan perang, perang semesta melawan rakyatnya sendiri," kata Benny dalam cuitannya Twitternya @BennyHarmanID, dikutip Selasa (9/5/2023).
Benny juga mewanti-wanti Jokowi agar berhati-hati bersikap.
"Hati-hati Pak Jokowi, di dada bapak melekat lambang negara, lambang Presiden RI, bukan lambang Presiden dari kelompok atau Presiden dari golongan tertentu. #RakyatMonitor#," ujar Benny.
Baca juga: Ali Mochtar Ngabalin Minta Benny K Harman Belajar Diksi Lagi: Nggak Usah Pakai Ancam-ancam Perang
Legislator Komisi III DPR RI menjelaskan maksudnya lebih jauh soal perang yang dia twitkan.
"Maksudnya Presiden Jokowi akan melawan rakyatnya sendiri, dia itu presiden dari seluruh rakyat Indonesia, dari semua golongan dan kelompok, dari semua suku bangsa, dari semua partai politik, bukan presiden dari parpol tertentu, dari kelompok tertentu dan dari golongan tertentu," jelasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.