Putri Sulung Puan Maharani, Pinka Hapsari Masuk Dalam 580 Daftar Nama Bacaleg DPR RI dari PDIP
Pinka Hapsari juga bagian dari kalangan muda yang masuk daftar bacaleg DPR RI karena sudah mengikuti pengkaderan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DPP PDI Perjuangan (PDIP) menyuntikkan spirit anak-anak muda sebagai calon pemimpin bangsa masa depan di dalam daftar bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) Pemilu 2024.
Sejumlah nama anak muda dimasukkan seperti Putri Ketua DPR RI Puan Maharani, Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari atau Pinka Hapsari, dan Aryo Seno Bagaskara.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menjelaskan bahwa 48 persen bacaleg PDIP adalah kalangan muda berusia 45 tahun ke bawah.
Termasuk, nama putri Puan, Pinka Hapsari di dalam daftar bacaleg PDIP.
Baca juga: Pimpin Pendaftaran Bacaleg PKB, Gus Imin Naik Vespa ke KPU
Hasto mengatakan Pinka Hapsari juga bagian dari kalangan muda yang masuk daftar bacaleg DPR RI karena sudah mengikuti pengkaderan.
Dia bahkan mengatakan Pinka Hapsari sampai menginap tiga hari di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan bersama rekan separpol demi menjalani pengkaderan.
Hal itu disampaikan Hasto saat menyerahkan 580 nama daftar Bacaleg DPR RI ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (11/5/2023).
"Ada Mbak Pinka yang memang telah mengikuti proses kaderisasi, tinggal di Sekolah Partai selama tiga hari. Mereka yang telah mengikuti itu, dicalonkan, termasuk ada Aryo Seno Bagaskara, itu masih mahasiswa. Itu juga dicalonkan, itu satu angkatan pendidikan politik bersama dengan Mbak Pinka," kata Hasto.
Namun, Hasto tidak membeberkan secara rinci daerah pemilihan (Dapil) yang menjadi lokasi Pinka Hapsari berkontestasi dalam politik.
Dia mengatakan PDIP, dalam melakukan rekrutmen, mencari para calon yang bisa berasal dari sejumlah kalangan.
Baca juga: Profil Pinka Hapsari, Putri Puan Maharani Jadi Caleg DPR dari PDIP, Lulusan Universitas di Inggris
Dan keluarga menjadi salah satu lingkungan utama yang menjadi bagian dari pendidikan politik.
Sehingga para calon juga bisa muncul dari lingkungan keluarga yang berkecimpung di politik, seperti keluarga Puan Maharani.
Kondisi itu juga terjadi di berbagai negara demokrasi lainnya seperti di AS, Singapura, dan lain-lain.
"Partai terus melakukan rekrutmen melalui proses pendidikan politik dan kaderisasi. Dan salah satu proses rekrutmen itu memang berasal dari keluarga. Itu suatu kultur yang terbangun tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Amerika Serikat, di Singapura, di Eropa, itu partai politik yang menjadi pilar demokrasi itu melakukan rekrutmen dari keluarga, meskipun kami juga membuka diri terhadap tokoh-tokoh yang mau bergabung," papar Hasto.