Menakar Maksud Wacana Pertemuan Puan Maharani-AHY, Ini Analisa Pengamat
Ujang Komarudin menganggap wacana pertemuan Puan-AHY hanya silaturahmi biasa dan tidak ada sangkut pautnya dengan Pemilu 2024.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Kemudian, Ujang juga menganggap wacana pertemuan Puan-AHY bukan terkait pecah kongsi antara Demokrat dengan PKS atau Nasdem dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Hal tersebut lantaran, selain Demokrat, PKS atau Nasdem juga sering menjalin komunikasi dengan partai yang beda koalisi.
"Ya kalau diajak pertemuan dengan PDIP, ya sah-sah aja. Karena Nasdem dan PKS bertemu dengan partai lain. Tidak ada yang tidak mungkin dalam politik itu, serba mungkin," kata Ujang.
Kendati demikian, Ujang juga memaknai wacana pertemuan ini lantaran Demokrat 'marah' karena AHY tidak kunjung diumumkan menjadi cawapres Anies Baswedan.
Baca juga: Demokrat Harap Rencana Pertemuan Puan-AHY Hilangkan Politik Baper Masa Lalu
Lebih lanjut, dia melihat jika AHY tidak menjadi cawapres Anies, maka akan menjadi permasalahan serius dalam KKP.
"Poin yang saat ini, adanya indikasi-indikasi saling tarik menarik kepentingan, perpecahan di Koalisi Perubahan seandainya AHY tidak dijadikan cawapres Anies, mungkin-mungkin saja terjadi perpecahan. Kan ini sudah kelihatan saling serang antara Demokrat dan Nasdem."
"Kita paham itu karena seandainya AHY tidak dijadikan cawapres Anies, maka ini akan menjadi permasalah di internal Koalisi Perubahan," bebernya.
Berlanjut terkait cawapres, Ujang menganggap AHY tetap menjadi kandidat kuat untuk mendampingi Anies.
Sehingga, ia pun menegaskan jika AHY bukan cawapres Anies, maka KKP akan bubar dan Demokrat hanya berfokus untuk memenangkan Pileg 2024 saja.
"Saya sih melihatnya ke AHY. Masa iya, kalau nggak AHY, pasti Demokrat tidak akan bergerak untuk memenangkan Anies, (Demokrat) akan bergerak memenangkan Pileg-nya saja," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Pilpres 2024