Masyarakat Sasak NTB Sematkan PIN dan Pemaje Kepada Ganjar Sebagai Tanda Penghormatan
Ganjar Pranowo menyempatkan bertemu tokoh agama, masyarakat, hingga adat untuk bersilaturahmi saat kunjungannya ke Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon presiden (bacapres) dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo menyempatkan bertemu tokoh agama, masyarakat, hingga adat untuk bersilaturahmi saat kunjungannya ke Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ganjar bersilaturahmi dengan para tokoh sekaligus makan siang bersama di Roemah Langko, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, NTB, Minggu (18/6/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar disambut hangat masyarakat suku Sasak NTB.
Dia pun disematkan PIN dari Laskar Sasak, serta Pemaje dari Kedatuan Pejanggik.
PIN Laskar Sasak merupakan bentuk ucapan selamat datang kepada Ganjar yang menyambangi tanah NTB.
Baca juga: Gerindra Tak Masalah PPP Sodorkan Sandiaga Uno Jadi Cawapres Ganjar Pranowo
Sementara Pemaje yang merupakan alat keseharian masyarakat Sasak untuk menghaluskan barang disimbolkan sebagai tanda penghormatan kepada Ganjar.
Ketua Umum Laskar Sasak se-Indonesia, Datu Anom Lalu Muhammad Ali Sadikin mengatakan, masyarakat Sasak sangat antusias dengan kedatangan Ganjar.
Pasalnya Ganjar selama ini dikenal sebagai pemimpin yang rajin merawat kebudayaan bangsa.
“Laskar Sasak melihat sosok Pak Ganjar ini sangat care terhadap nilai-nilai kebudayaan yang sangat luar biasa,” kata Datu Anom di lokasi.
Baca juga: Saat Ganjar Makan Siang dan Diajak Semobil Bareng TGB Zainul Majdi di NTB
“Jadi beberapa kali kita ikuti kebudayaan-kebudayaan yang selalu beliau (Ganjar) sampaikan juga langsung menyampaikan bagaimana kita memperkuat nilai-nilai kebudayaan di Indonesia,” lanjutnya.
Menurut Datu Anom, selama meimpin Jawa Tengah (Jateng) Ganjar selalu menunjukkan keberpihakkan kepada pegiat kebudayaan.
Bahkan di Jateng Ganjar punya kebijakan mengenakan pakaian adat setiap Kamis.
“Jadi kita sebagai masyarakat sasak itu sangat-sangat care terhadap beliau karena beliau adalah penaung dari budaya-budaya ini. Di mana kebudayaan kita ini adalah warisan yang paling inti daripada Indonesia karena itu adalah pondasi,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.