Klaim Yenny Wahid soal Kedekatannya dengan Anies Berujung Debat dengan Jansen Demokrat
Yenny Wahid terlibat debat dengan Wasekjen Demokrat, Jansen Sitindaon, usai mengklaim punya kedekatan dengan bacapres Anies Baswedan.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.com - Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid, terlibat debat sengit dengan Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat, Jansen Sitindaon, di Twitter.
Debat ini bermula saat Jansen menanggapi pemberitaan tentang pernyataan Yenny Wahid yang mengaku dekat dengan bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan, Anies Baswedan.
Menanggapi pernyataan Yenny Wahid tersebut, Jansen mengungkapkan putri Gus Dur tersebut memiliki kualitas yang bagus sebagai seorang individu.
Meski demikian, Jansen menilai Yenny belum tepat menjadi cawapres di Koalisi Perubahan untuk mendampingi Anies baswedan.
Menurut Jansen, Yenny lebih cocok menjadi cawapres di Koalisi lain.
Baca juga: Yenny Wahid Tanggapi Cuitan Jansen Demokrat di Twitter: Muter-muter Kayak Tong Setan di Pasar Malam
"Mbak Yenny buat saya bagus. Bahkan lengkap sekali dgn segala atribusi yg melekat dalam diri beliau."
"Namun utk posisi Wapres di koalisi perubahan, buat saya beliau tidak pas, tidak cocok. Mungkin cocoknya di koalisi yg lain," kata Jansen lewat akun Twittternya, @jansen_jsp, Rabu (9/8/2023), dikutip Tribunnews.com.
Alasannya, kata Jansen, koalisi Demokrat, PKS, dan NasDem yang mengusung merek Perubahan, tak ingin membuat bingung para pendukungnya dengan mengusung Yenny yang dianggapnya sebagai bagian pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Jansen pun menilai apabila Yenny bergabung dengan Koalisi Perubahan, hal itu akan menimbulkan ketidaksukaan dari pendukung pemerintahan Jokowi.
"Koalisi ini juga semakin kuat posisi dan brandingnya di rakyat yang ingin perubahan. Dimana semakin hari semakin besar dan luas dukungannya."
"Tentu mereka akan bingung jika koalisi yg katanya mengusung perubahan malah mencalonkan tokoh yang bukan perubahan, apalagi dia tokoh “status quo” atau bagian dari rezim ini. Baik dia bagian inti atau pinggiran rezim ini," urai Jansen.
"Tentu jikapun saya misalnya jadi Pak Jokowi, termasuk para pendukung rezim ini, pasti akan tidak sukalah: “Anda selama ini ikut menikmati rezim ini kok malah tiba-tiba mau mengkritiknya dan pindah ke barisan perubahan lagi”," imbuh Jansen.
Di akhir cuitannya, Jansen menegaskan menolak Yenny Wahid menjadi cawapres Anies lantaran dianggap tidak mewakili perubahan.
Jansen bahkan menyarankan, Yenny yang termasuk bagian rezim Jokowi, untuk menjadi cawapres di koalisi lain selain Koalisi Perubahan.
Ia pun menegaskan bakal menolak jika ada usulan Yenny Wahid menjadi cawapres Anies di Koalisi Perubahan, secara pribadi.
"Jadi bagi para peminat, jika diri Anda selama ini tidak merepresentasikan perubahan — apalagi jadi bagian dan ikut menikmati rezim ini — saya pribadi berharap anda cari koalisi lain saja jika mau jadi Cawapres," kata Jansen.
"Saya pribadi akan menentang Anda, minimal di rapat-rapat di partai saya Demokrat yg adalah pemegang 9,3 persen (persen) dalam koalisi perubahan ini. Soal apakah pendapat saya itu akan menang atau kalah, tidak terlalu penting buat saya."
"Penting saya akan bersuara menentang dan menolak Anda yg tidak merepresentasikan perubahan, namun ingin jadi Cawapres di koalisi ini," pungkas dia.
Baca juga: Yenny Wahid Disebut Cocok di Koalisi Pemerintah, Pengamat: Tetap Tak Akan Didukung PKB
Yenny Wahid Tegaskan Hanya Merespons Lamaran
Menanggapi cuitan Jansen Sitindaon tersebut, Yenny Wahid menegaskan dirinya tak pernah mengajukan diri untuk menjadi cawapres Anies Baswedan.
Ia menegaskan pernyataan tersebut bermula dari adanya tawaran menjadi cawapres Anies.
Meski demikian, Yenny mengatakan ia mendukung Anies berpasangan dengan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Saya gak pernah nyodorin diri jadi cawapres Mas Anies lho.. saya cuma merespons lamaran yang datang."
"Justru saya mendukung Mas AHY jadi cawapres Mas Anies," balas Yenny lewat akun Twitternya, @yennywahid, Kamis (10/8/2023).
Yenny pun mengisyaratkan tak akan membantu AHY apabila butuh bantuannya.
Hal ini, kata Yenny, sebagai respons penolakan terhadap dirinya yang disampaikan Jansen.
"Kalau situ belum apa2 udah menolak saya, pas bossmu butuh dukungan, saya emoh lho," tutup Yenny.
Mengetahui respons Yenny, Jansen Sitindaon memberikan tanggapannya.
Ia menegaskan penolakannya terhadap Yenny karena ingin mempertahankan merek Koalisi Perubahan.
Terkait hal itu, Jansen kembali menyatakan cawapres yang ideal untuk Anies Baswedan adalah yang bukan bagian dari pemerintahan.
"Sama dgn sikap saya, sepanjang koalisi ini namanya masih menyandang “perubahan” sesuai nama di piagam yg telah ditandatangani 3 partai, idealnya menurut saya kandidatnya ya bukan bagian rezim. Biar kontras sekalian. Itulah sikap saya," kata Jansen, Jumat (11/8/2023).
Kendati demikian, Jansen mendoakan semoga Yenny bisa berpartisipasi di Pilpres 2024, khususnya mengisi posisi cawapres yang masih kosong di beberapa koalisi.
Baca juga: Respons Gerindra soal Yenny Wahid Sebut Tak Dukung Prabowo jika Cak Imin Cawapresnya
Karena menurutnya, sosok Yenny Wahid merupakan paket lengkap untuk menjadi cawapres di koalisi lain.
Terlebih, Yenny merupakan lulusan Harvard, sama seperti AHY.
"Sehat terus, Mbak. Saya juga mendoakan dan mendukung jenengan semoga bisa ikut berkontestasi di Pilpres ini, khususnya mengisi posisi Cawapres yg masih kosong di beberapa koalisi yg telah terbentuk khususnya di blok lanjutkan."
"Krn sebagaimana telah saya sampaikan juga dalam tulisan itu secara terang benderang, bagi saya, dgn segala atribusi yg melekat dalam diri jenengan, jenengan itu sangat lengkap. Sama lagi dgn Ketumku sama2 Alumni Harvard juga," tandasnya.
Sebut Pernyataan Jansen Seperti Tong Setan
Perdebatan Yenny Wahid dan Jansen Sitindaon masih terus berlanjut hingga putri Gus Dur itu menyebut pernyataan Wasekjen Demokrat berbelit-belit.
Yenny bahkan menyebut pernyataan Jansen seperti wahana Tong Setan di pasar malam.
"Saya pusing Mas Jansen, baca tanggapannya. Muter-muter kayak tong setan di pasar malam," cuit Yenny, Sabtu (12/8/2023).
Jansen pun menimpali cuitan Yenny tersebut.
Ia menyarankan agar 'diskusi' mereka dihentikan lantaran Yenny yang mengaku pusing membaca penjelasannya.
Jansen juga menegaskan dirinya tak pernah berbelit-belit dalam memberikan penjelasan selama 15 tahun terjun di dunia politik.
"Hehe.. Yo wes mbak, nek moco tulisan 4 point gitu aja jenengan wes pusing ya kita hentikan sampai sini," kata Jansen, Sabtu.
"Soal mutar2: sepanjang 15 thn ini saya aktif di partai & politik jarang atau minim sekali saya mutar2. Apa sikap & pandangan saya itu yg saya sampaikan. Sukses selalu utk jenengan," imbuhnya.
Seperti diketahui, perdebatan tersebut bermula saat Yenny Wahid mengaku siap mendampingi siapa saja bacapresnya jika memang ditunjuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2024.
Baca juga: Yenny Wahid Tak Mau Jadi Cawapres Anies, Pengamat: Dia Sangat Dipertimbangkan NasDem
Dalam pernyataannya beberapa waktu lalu, Yenny Wahid mengakui memiliki kedekatan khusus dengan Anies Baswedan karena sama-sama pernah berkiprah di dunia pendidikan.
Yenny mengatakan, ia pernah ditawari Anies Baswedan menjadi dosen di Universitas Paramadina usai meraih gelar master di Amerika Serikat (AS).
"Saya itu dengan Pak Anies punya kedekatan khusus, karena Pak Anies jadi rektor saya jadi salah satu dosen."
"Saya pulang dari ambil Master saya di Amerika, Mas Anies tawari saya di Paramadina, beliau waktu itu jadi rektor," kata Yenny di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (8/8/2023).
Pamit di Hadapan Anies Baswedan
Yenny Wahid terlihat menghadiri peluncuran buku tetralogi AHY di Djakarta Theater, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2023).
Dalam kesempatan itu, yang juga ada Anies Baswedan, Yenny menyatakan dirinya pamit.
Yenny mengakui AHY lebih cocok mendampingi Anies dalam Pilpres 2024 mendatang.
Meski, kata Yenny, ia dan Anies sering ngobrol karena sejarah mereka sebagai dosen dan rektor Universitas Paramadina.
"Dari figur (mereka) memang yang paling cocok, jadi saya pamit sekarang karena sudah selesai," kata Yenny Wahid, Kamis.
"Saya sama Mas Anies sering banget ngobrol, dari dulu (sudah ngobrol bersama karena) dia bekas bos saya," sambungnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Rizki Sandi Saputra/Galuh Widya W)