Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PDIP Sebut Ganjar Pranowo Siap Terima Tantangan BEM UI

Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) mengundang para calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in PDIP Sebut Ganjar Pranowo Siap Terima Tantangan BEM UI
TRIBUNNEWS/HO/DPP RGBe
Bakal Calon Presiden (Bacapres), Ganjar Pranowo (ketiga kiri). Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah merespons tantangan BEM UI soal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk berkampanye di kampusnya. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah merespons tantangan BEM UI soal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk berkampanye di kampusnya.

Menurut Said, bakal calon presiden (bacapres) dari PDIP Ganjar Pranowo pun mengaku siap menerima tantangan tersebut.

"Kami siap! kami siap ke kampus-kampus untuk berdebat, bagus itu BEM UI," kata Said di Gedung DPR, Senayan, Jakarta pada Selasa (22/8/2023) hari ini.

Ia mengakui Ganjar Pranowo sempat mengeluarkan pernyataan tidak bersedia berdebat di kampus. Said pun mengklarifikasi pernyataan Ganjar tersebut.

"Yang dimaksud itu, bukan masalah tempatnya, tapi substansi isi debat itu yang akan dibahas apa. Kalau debat kusir yang dapat kusirnya cuma capresnya aja, BEM UI nggak dapet apa-apa. Pasti diagendakan secepatnya, orang saya bagian penjadwalan kok," tandasnya.

Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) mengundang para calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di 2024 datang ke kampus kuning, di Depok, Jawa Barat.

Berita Rekomendasi

Ketua BEM UI Melki Sedek Huang menyampaikan hal ini merespons putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memperbolehkan peserta pemilu berkampanye di fasilitas pendidikan.

Baca juga: Ganjar dan Anies Kompak Jawab Tantangan BEM UI soal Debat di Kampus

Melki mengatakan, dalam Putusan MK Nomor 65/PUU-XXI/2023, tak ada satu pun frasa yang menyebutkan memperbolehkan kampanye di kampus, melainkan disebutkan bahwa institusi pendidikan diperbolehkan untuk mengundang para calon dengan tidak membawa atribut dan alat peraga.

Sehingga, menurutnya, hal ini perlu dimanfaatkan pihaknya untuk menguji kapasitas dan substansi para capres dan cawapres jelang Pilpres 2024 mendatang.

Hal ini, kata Melki, agar kampanye yang dilakukan para calon pemimpin bangsa itu tak minim substansi dan sekadar lip service.

"Menurut saya, banyak kampanye hari ini membosankan. Generasi muda sudah bosan melihat banyak kampanye minim substansi dan lip service semata. Apalagi jika ditambah dengan permainan identitas dan pencitraan yang tak perlu," kata Melki, dalam keterangannya, Senin (21/8/2023).

"Tapi celah kebolehan mengundang para calon pemimpin ke kampus ini harus dimanfaatkan. Sudah saatnya setiap kampus kembali ke marwahnya sebagai tempat pencarian kebenaran guna sebesar-besarnya kemaslahatan bangsa. Tiap calon pemimpin harus diuji kapasitas dan substansinya di dalam kampus secara serius daripada sekadar jualan pencitraan dan kampanye tak bermutu," sambungnya.

"Kebolehan institusi pendidikan untuk mengundang para calon pemimpin harus digunakan untuk menguji substansi dan isi otak tiap calon pemimpin, bukannya jadi ladang cari muka para pimpinan kampus dan ladang main mata kaum intelektual dan politisi saja."

Oleh karena itu, Melki mengundang para capres dan cawapres untuk datang ke UI.

"Jika memang punya nyali, BEM UI mengundang semua calon presiden atau bakal calon presiden untuk hadir ke UI karena kami siap untuk menguliti semua isi pikiran kalian," ucap Melki.

Ketua BEM UI itu mengatakan, para mahasiswa dan akademisi kampus kuning siap menyampaikan aspirasi, bahkan beradu argumen dengan para capres dan cawapres.

Sebab, lanjut Melki, masyarakat membutuhkan pemimpin yang cerdas dan berpihak kepada rakyat Indonesia.

"Kami siap menyampaikan aspirasi kami dan mendebat seluruh argumen kalian jika perlu. Kami tak mau masa depan bangsa ini digantungkan pada calon pemimpin yang hanya berfokus pada kampanye, pencitraan, dan lip service tak bermutu. Kami butuh pemimpin yang cerdas dan berpihak untuk rakyat banyak," kata Melki.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas