Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Iwan Bule Tegaskan Tidak Ada Politik Adu Domba di saat Budiman Sudjatmiko Mendukung Prabowo

Iwan Bule tanggapi Pernyataan yang menyebut kubu Prabowo Subianto melakukan politik adu domba pasca kader PDIP Budiman Sudjatmiko dukung Prabowo.

Penulis: Toni Bramantoro
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Iwan Bule Tegaskan Tidak Ada Politik Adu Domba di saat Budiman Sudjatmiko Mendukung Prabowo
Tribunnews.com/Istimewa
Prabowo Subianto dan Budiman Sudjatmiko saat Deklarasi Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di Marnia Convention Center, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/8/2023). Terkait ini, Iwan Bule tegaskan tidak ada politik adu domba di balik dukungan tersebut. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Toni Bramantoro

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan yang menyebut kubu Prabowo Subianto melakukan politik adu domba pasca kader PDIP Budiman Sudjatmiko melakukan aksi dukungannya kepada Ketum Gerindra itu sebagai calon presiden tahun 2024 melalui deklarasi Prabowo Budiman Sudjatmiko Bersatu (Prabu) beberapa hari lalu di Semarang, membuat Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Mochamad Iriawan angkat bicara.

Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu keberatan atas adanya pernyataan tersebut, bahkan dirinya menegaskan jika keinginan kader PDIP Budiman Sudjatmiko mendukung Prabowo adalah murni keinginannya sendiri.

"Saya sangat keberatan dengan adanya pernyataan bahwa kubu Prabowo melakukan devide et impera atau berpolitik adu domba pasca Budiman Sudjatmiko mendukung Prabowo melalui deklarasi Prabu di Semarang pada hari Jumat lalu. Saya hadir di sana sebagai saksi, tidak ada namanya praktek adu domba seperti yang ramai dibicarakan akhir-akhir ini," ungkap Iwan Bule, Selasa (22/8/2023).

"Pak Budiman Sudjatmiko dengan kerelaan hatinya mendukung Pak Prabowo, setelah beliau membaca buku Paradoks Indonesia yang ditulis sendiri oleh Pak Prabowo. Itu pernyataan dia (Budiman-Red) sendiri saat mendeklarasikan Prabu di Semarang, jadi tidak ada itu yang namanya kita kubu Prabowo melakukan politik adu domba," tegas Iwan Bule.

Lebih lanjut Iwan Bule juga mengatakan, bahwa pernyataan yang ramai dibicarakan dan menyebut ada adu domba dengan masuknya Budiman Sujatmiko mendukung Prabowo, tidak seharusnya dilontarkan.

Baca juga: Di Kopdarnas PSI, Celetuk Gibran ke Budiman Sudjatmiko: Enggak jadi Dipecat Mas?

"Saya pikir masyarakat Indonesia sudah memahami, justru munculnya pernyataan ini malah bisa menimbulkan narasi negatif di masyarakat. Pak Prabowo punya nilai positif, yang membuat Pak Budiman Sujatmiko memilih mendukung beliau, apalagi, sebelumnya sudah banyak buku yang bercerita soal Pak Prabowo," ucapnya.

BERITA REKOMENDASI

Meski dengan adanya penyataan politik adu domba yang dialamatkan kepada kubu Prabowo, Iwan Bule mengingatkan kepada segenap pendukung Prabowo untuk tidak menyerang, tidak melakukan kampanye negatif dan untuk tidak menjelek-jelekkan calon lainnya.

"Tidak ada yang mengadu domba di sini. Saya minta para pendukung Prabowo untuk tidak melakukan kampanye negatif, jangan menyerang dan jangan menjelek-jelekkan calon lainnya. Mari, di Pilpres 2024 ini kedepankan adu gagasan, adu ide, adu visi dan misi untuk melanjutkan kepemimpinan Pak Jokowi yang sudah baik. Mungkin, dari level gagasan ini, Pak Budiman melihat Pak Prabowo sangat baik, realistis dan lebih menjanjikan. Jika begitu, mari berikan narasi yang positif, membuat gagasan yang lebih baik lagi pasca kepemimpinan Pak Jokowi," pungkas Iwan Bule.

Dalam deklarasi Prabu, Budiman Sujatmiko mengatakan, bahwa 25 tahun yang lalu Prabowo menugaskan tugas negara, sedangkan ia dan teman-teman menjalankan tugas sejarah.

Baca juga: Relawan Yakin Rekam Jejak Budiman Sudjatmiko Bakal Perkuat Dukungan ke Prabowo

"Dulu, terpaksa kita berada di kubu yang berbeda. Tapi setelah 25 tahun, saya terinspirasi setelah membaca buku Paradoks Indonesia yang diberikan oleh Pak Prabowo, ditulis oleh Pak Prabowo, kok semangatnya sama seperti dulu saya dengan teman-teman aktivis, perjuangkan untuk kedaulatan rakyat Indonesia," kata Budiman Sudjatmiko.

"Sama. Jadi sudah saatnya tugas sejarah harus menyatu dengan tugas negara dan karena tulisan itu pula saya memahami isi pikiran Pak Prabowo Subianto, dan kalau saya tidak mencintai isi pikiran itu, berarti saya mengkhianati diri saya sendiri, mengkhianati cita-cita saya sendiri," katanya lagi.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas