Siti Zuhro: Popularitas dan Elektabilitas Seolah-olah Jadi Segalanya dalam Pemilu
Siti Zuhro menilai selama ini oriestasi para kandidat yang maju dalam Pemilu 2024 hanya untuk mendapatkan elektabilitas dan popularitas.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Senior BRIN, Siti Zuhro, menilai selama ini oriestasi para kandidat yang maju dalam Pemilu 2024 hanya untuk mendapatkan elektabilitas dan popularitas.
Dirinya menilai para kandidat hanya berfokus untuk menarik hati para pemilih tanpa merumuskan gagasan.
"Orientasi dan arah kompetisi masih berputar di sekitar upaya meraih popularitas dan elektabilitas," ujar Siti Zuhro dalam Webinar Masyarakat Ilmu Pengetahuan Indonesia, Sabtu (26/8/2023).
Lembaga survei, kata Siti Zuhro, juga hanya merilis popularitas dan elektabilitas.
Baca juga: Gugatan Maksimal Usia Capres-cawapres 70 Tahun Bakal Mengganggu Tahapan Pemilu Jika Dikabulkan MK
Sehingga, menurut Siti Zuhro, elektabilitas dan popularitas menjadi segalanya bagi para kandidat yang maju pada Pemilu 2024.
"Hal ini yang dieja oleh lembaga survei, ndak lain, ndak bukan. Popularitas, elektabilitas, seolah-olah segalanya," kata Siti Zuhro.
Terlalu diutamakannya elektabilitas dan popularitas, menurut Siti Zuhro, membuat kualitas pemimpin yang terpilih tidak baik.
Hal ini terjadi akibat tidak ada gagasan yang ditawarkan oleh para kandidat.
"Ini yang membuat kualitas pemimpin kita menurun. Hampir tidak tidak ada kesempatan bagi publik memilih kandidat berdasarkan kapabilitas calon," ucap Siti Zuhro.
Selain itu, dirinya menilai Penetapan calon dan mekanisme calon presiden secara oligarkis dilakukan oleh ketua umum atau pimpinan parpol.