Poros Koalisi Baru Mungkin Terbentuk Usai Anies-Cak Imin Deklarasi, Ini Elektabilitas Terkini Capres
peta koalisi saat ini masih bisa bergeser, usai duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dideklarasikan sebagai capres dan cawapres.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti senior Ipsos Public Affairs Arif Nurul Iman mengatakan dinamika politik saat ini masih sangat dinamis.
Bahkan menurutnya peta koalisi saat ini masih bisa bergeser, usai duet Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dideklarasikan sebagai capres dan cawapres.
“Wacana dibangunnya koalisi antara PPP dan Partai Demokrat tentu menarik dicermati. Jika mampu menambah dukungan partai lain, misalnya PKB membuat manuver sehingga Anies Baswedan tidak bisa maju,” kata Arif, dalam keterangannya Rabu (6/9/2023).
Adapun, hasil survei terbaru Ipsos Public Affairs yang digelar pada 22- 27 Agustus 2023 di 24 provinsi, Ganjar Pranowo menduduki posisi pertama dengan elektabilitas sebesar 40,12 persen, sementara Prabowo Subianto sebanyak 37 persen.
Hasil ini menunjukan Ganjar Pranowo mengalamai rebound mengalahkan Prabowo Subianto, mengubah peta hasil telesurvey Ipsos Public Affairs 18 Juli 2023 yang mencatat Prabowo unggul di angka 36,65 persen dibanding Ganjar Pranowo 34,46 persen.
Sementara itu, Anies Baswedan menduduki peringkat ketiga dengan elektabilitas yang awalnya sebesar 25,60 persen turun menjadi 22,67 persen.
“Karena kita mengetahui bahwa PKB sejatinya adalah partai pendukung pemerintah yang sebagian besar atau 63 persen pemilihnya justru mendukung Ganjar Pranowo. Merujuk ke data tersebut, Sebagian besar pendukung PKB sepertinya tidak sejalan dengan ide perubahan yang diusung Anies,” ucap Iman.
Dari data survei terbaru Ipsos juga menunjukkan pemilih PKB hanya 6 persen ke Anies Baswedan dan 31 persen ke Prabowo Subianto.
Iman menyatakan skenario apabila Anies Baswedan tidak bisa maju sebagai Capres masih bisa terjadi mengingat Partai Demokrat yang masih belum menentukan pilihan koalisi pasca keluarnya dari Koalisi Perubahan.
Selain itu, dalam wacana pasca deklarasi Anies-Muhaimin, terdapat suara yang menginginkan pasangan Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai poros baru pasangan Capres-Cawapres.
Namun pasangan ini masih menyisakan tantangan.
“Sebab potensi suara Sandiaga Uno dan Agus Harumurti masih di angka 9 persen, selesih jauh dibandingkan Ganjar Pranowo – Mahfud MD sebesar 39 persen dan Prabowo Subianto – Erick Thohir 36 persen dan yang tidak menjawab terdapat 16 persen,” ucapnya.
Selain itu, untuk mewujudkan skenario Sandiaga Uno-AHY terjadi perlu dukungan partai sebesar 20 persen minimal.
Baca juga: Tetap 3 Calon atau Ada Poros Baru? Berikut Prediksi Capres yang Maju Berdasarkan Perolehan Kursi DPR
Sejauh ini, apabila Partai Demokrat dan PPP Bersatu, jumlah kursi keduanya baru mencapai 73 kursi parlemen.
Survei Ipsos ini digelar pada 22- 27 Agustus di 24 provinsi, di daerah perkotaan dan perdesaan, menggunakan metode wawancara tatap muka dengan 1200 responden dengan Margin of Error ±2,83 persen.
Ipsos Indonesia merupakan anggota Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) dan Association for Global Research Agency Worldwide (ESOMAR World Research).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.