Kuliah Kebangsaan di UI, Ganjar Dicecar Soal Boneka Megawati hingga Diteriaki Utang Negara dan LGBT
Satu di antaranya, pertanyaan soal kemungkinan Ganjar menjadi 'boneka' Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Editor: Muhammad Zulfikar
Seolah tak mendapat jawaban dari Ganjar, mahasiswa tersebut kembali melontarkan pertanyaan soal isu lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).
"Pak, soal LGBT gimana Pak?" teriak mahasiswa.
Ganjar pun merespons teriakan mahasiswa tersebut, dan ia meminta agar menemuinya seusai wawancara dengan wartawan rampung.
"Sabar dulu Bro, nanti ketemu saya. Bro, nanti ketemu saya ya Bro, nanti ketemu saya di sini, jangan teriak ganggu (wawancara), ketemu saja (nanti), saya kasih kesempatan kok," kata Ganjar.
Tidak lama, wawancara Ganjar Pranowo dengan awak media pun dilanjutkan.
Baca juga: Disebut Tak Mungkin Jadi Cawapres Ganjar, Kini Ridwan Kamil Dianggap Berpeluang Dampingi Prabowo
Ganjar Singgung Pemimpin Bukan Malaikat
Membuka kuliah kebangsaan di FISIP UI, Ganjar Pranowo mengatakan pemimpin bukanlah malaikat yang bisa menyelesaikan seluruh masalah.
"Pemimpin bukan malaikat yang bisa menyelesaikan (masalah) dengan seluruh kesempurnaan. Tidak ada itu," kata Ganjar saat memberi Kuliah Kebangsaan di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Senin (18/9/2023).
Namun, mantan Gubernur Jawa Tengah ini menegaskan pemimpin harus bisa membangun optimisme.
"Pemimpin harus memberikan optimisme, data dan fakta boleh disajikan," ujar Ganjar.
Ganjar mengakui jika masih ada problem soal korupsi dan pelayanan publik yang masih buruk.
"Bahwa ada problem tadi, korupsi iya. Ada problem layanan publik yang buruk," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia juga menyinggung mengenai posisi Indonesia pada lingkup internasional.
Ganjar menyebut perhelatan G20 dan KTT ASEAN di Indonesia menjadi bukti bahwa peta politik Indonesia secara global tidak terlalu buruk.
"Maka apa sebenarnya yang kita lakukan untuk bisa berkontribusi, untuk bisa membuktikan bahwa G20 kita mendapatkan peran penting, ASEAN kita mendapatkan peran yang cukup penting. Artinya roadmap kita dalam politik global tidak terlalu buruk," imbuhnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.