Pengamat: Black Campaign Sering Muncul ketika Musim Pemilu
Menurut dia, salah satu kampanye hitam itu adalah saling serang dan membongkar kelemahan lawan.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik, Syahrial Mayus, mengatakan kampanye hitam atau black campaign sering muncul ketika musim Pemilu.
Menurut dia, salah satu kampanye hitam itu adalah saling serang dan membongkar kelemahan lawan.
"Sejarah membuktikan di Pemilu apalagi Pilpres selalu terjadi black campaign, saling serang, saling bongkar borok lawan," ujarnya dalam keterangan yang diterima pada Rabu (20/9/2023).
Untuk itu, dia menyarankan bakal calon presiden Prabowo Subianto memilih bakal calon wakil presiden berdasarkan rekam jejak dan tidak sosok yang sedang bermasalah dengan kasus hukum.
"Kalau mau aman, Prabowo pilih cawapres yang kalau bisa bersih dari catatan kasus hukum," kata dia.
Berdasarkan informasi yang dihimpun terdapat empat bakal calon wakil presiden Prabowo Subianto.
Yaitu, tokoh Nahdlatul Ulama, Yenny Wahid, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra, dan Menteri BUMN, Erick Thohir.
"Yusril dapat dikatakan bersih dari catatan hukum. Karena itu, Prabowo sebagai Capres harus betul-betul jeli memilih pendampingnya," tambahnya.