Strategi Biaya Politik 3 Bacapres: Anies Fundraising, Ganjar Tak Ambil Pusing, Bagaimana Prabowo?
Bagaimana strategi biaya politik Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024?
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: bunga pradipta p
Karena itu, Anies ingin kampanyenya bisa dilakukan secara mandiri oleh relawan-relawan atau parpol pengusungnya.
"Nanti (yang) paling mahal adalah ketika menjelang kampanye, produksi alat-alat peraga. Apa yang sekarang kami lakukan?"
"Kami membuat kontennya, kami taruh di iCloud, dan kami izinkan siapa saja memproduksi kaus, memproduksi banner dari konten yang kami buat," tuturnya.
"Kami sendiri tidak mencetak, tapi kami menyiapkan kontennya," imbuh dia.
Baca juga: Elektabilitas Bacapres Belum Ada yang Sentuh 60 Persen, Pengamat: Semuanya Masih Berpeluang
Ganjar Pranowo
Berbeda dari Anies Baswedan, Ganjar Pranowo justru mengaku dirinya tak ambil pusing soal biaya politik.
Pasalnya, kata Ganjar, PDIP selaku partainya, tak membebankan biaya politik kepadanya.
Ganjar menyebut biaya politik sudah disiapkan secara gotong royong oleh parpol pengusungnya, terlebih untuk saksi di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Ada partai yang mengusung, dan besok itu, untuk pertama kalinya, (pilpres) dengan pilihan legislatif bersama. Maka sekarang soal pembiayaan dari partai menyiapkan, jadi nanti saksinya tidak sendiri-sendiri, saksinya bersama."
"Sebenarnya pembiayaan gotong royong sudah disiapkan untuk mereka (saksi). Saya ternyata tidak diberikan tugas untuk itu (biaya politik). Maka saya berjalan saja sesuai penugasan saya, sebagai seorang capres," urai Ganjar Pranowo dalam acara Mata Najwa.
Lebih lanjut, Ganjar kemudian mengatakan ia mendapat penawaran dari anak muda Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat (AS).
Anak muda itu, yang disebut Ganjar tidak terlalu kenal dengannya, menawarkan hendak membantu Ganjar untuk mempersiapkan aplikasi yang dapat digunakan selama kampanye.
Aplikasi itu, kata Ganjar, dapat digunakan untuk membuat donasi sekaligus menjual merchandise, yang nanti hasilnya bisa digunakan untuk keperluan kampanye.
"Seorang anak muda Indonesia, yang tinggal di Amerika, tiba-tiba telepon saya, saya tidak terlalu kenal."
"Lalu dia sampaikan kepada saya, 'Mas saya mau bantu. Saya nggak kenal, tapi saya mau bantu Mas Ganjar'," ujar Ganjar.