Selain PKB, Akademisi Ungkap Dua Faktor Lain Penyebab Elektabilitas Anies Naik
Pemerhati politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Dr. Bramastia, mengatakan ada dua penyebab menguatnya elektabilitas Anies Baswedan, yakni
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elektabilitas Anies Baswedan mengalami kenaikan setelah PKB bergabung dalam Koalisi Perubahan dan Muhaimin Iskandar ditetapkan sebagai calon wakil presiden, berdasarkan temuan lembaga survei Politika Research & Consulting (PRC) sebelumnya dan terbaru Indo Riset yang dirilis Senin (25/9/2023).
Menurut pemerhati politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Dr. Bramastia, dukungan PKB hanya salah satu faktor menguatnya tingkat keterpilihan Anies Baswedan. Bagi dia, ada dua penyebab lainnya.
"Pertama, survei itu muncul dan suara Anies membesar karena situasi politik di pemerintahan Jokowi sekarang ini terutama (setelah mencuatnya) kasus Rempang," jelasnya, Selasa, 26 September 2023.
Baca juga: Jubir PKS: Melihat Tren Peningkatan, Elektabilitas Anies Berpotensi di atas 30 Persen
Dia menjelaskan di masa-masa akhir pemerintahan Jokowi ini banyak muncul kebijakan blunder yang menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat. Bahkan isu kerakyatan, nasionalisme, dan revolusi mental yang digaungkan Jokowi selama ini tidak terlihat jejaknya. Justru yang tampak sebaliknya.
"Ketika yang terjadi antitesa, pendukung Jokowi ini mengalami sebuah kesadaraan kritis. Angin perubahan lambat laun semakin mengencang. Akhirnya justru (dukungan) mengarah kepada Anies," beber dosen Program Pascasarjana UNS Solo ini.
Faktor kedua, sambungnya, belum bersikapnya Jokowi dalam menentukan sikap siapa yang akan didukung pada Pilpres 2024 ini. Hal ini semakin memberi angin segar kepada Anies Baswedan.
"Ketidakjelasan dukungan Jokowi antara Ganjar atau Prabowo ini justru membuat massa pendukung Jokowi menjadi galau. Apalagi mereka dihadapkan situasi di titik-titik akhir pemerintahan yang justru tidak menampakkan sebuah perubahan yang signifikan," ungkapnya.
Baca juga: Survei Tunjukkan Anies Melejit, Pengamat: Gembok Jatim-Jateng untuk Anies-Gus Imin Telah Terbuka
Penyebab ketiga yang membuat elektabilitas Anies naik tidak lepas dari dukungan PKB. Menurutnya, dukungan PKB dan Cak Imin menjadi cawapres ini membuat dukungan warga NU semakin kuat kepada capres Koalisi Perubahan tersebut.
"Langkah cepat Muhaimin ini membuat pintu NU yang di awal galau mau kemana, menurut saya sekarang pintu-pintu itu mulai terbuka," imbuhnya.
Apalagi Muhaimin dengan cerdas mengkapitalisasi dan mempengaruhi massa ormas terbesar di Indonesia tersebut. Misalnya dengan mengatakan politik itu berat biar PKB saja melakoninya sementara PBNU konsen mengurus umat dan dakwah saat Muhaimin merespons Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf yang mengingatkan agar NU tidak seret-seret ke politik.
"Massa NU terkonsolidasi dan membuat suara AMIN ini menjadi (naik) sangat signifikan. Jadi calon-calon lain menurut saya kalah start. Sudah ditembus dan langsung dikapitalisasi oleh Muhaimin," tandasnya.
Survei Nasional Indo Riset pada 11-18 September 2023 yang dirilis kemarin menunjukkan adanya kenaikan elektabilitas Anies Baswedan dari 22 persen pada Agustus 2023 menjadi 25,2 persen pada September 2023.
Baca juga: Eks Ketua KPU Jateng: Dukungan PKB Memberikan Dampak Signifikan terhadap Anies-Muhaimin
Peneliti Indo Riset Roki Arbi menjelaskan kenaikan elektabilitas Anies atau rebound suara Anies ini disumbang beberapa faktor. Pertama, efek bergabungnya PKB ke Koalisi Perubahan. Kedua, terjadi kenaikan dukungan pemilih di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah-DIY. Dan ketiga, membesarnya dukungan pemilih partai koalisi yaitu Nasdem, PKS dan PKB, ke Anies Baswedan.
Hasil survei Politika Research & Consulting (PRC) pada 8-12 September 2023 juga memperlihatkan kenaikan elektabilitas Anies di Jawa Timur. Hanya dalam waktu seminggu setelah deklarasi AMIN 2 September 2023, PRC menemukan kenaikan elektabilitas Anies dari 14 persen di bulan April 2023 menjadi 18,3 persen di bulan September.