Wacana Duet Prabowo-Ganjar Berpotensi Timbulkan Kompleksitas terkait Siapa Capres & Siapa Cawapres
Pangi Syarwi Chaniago menilai wacana untuk menduetkan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo merupakan persoalan yang rumit dan pelik.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai wacana untuk menduetkan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo merupakan persoalan yang rumit dan pelik.
Sebelumnya Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Habiburokhman klaim penyatuan Prabowo dan Ganjar bukan hal yang mustahil.
Baca juga: Ganjar Pranowo Senang Megawati dan Prabowo Duduk Semeja di Hari Nasional Arab Saudi
"Wacana ini berpotensi menimbulkan kompleksitas terkait penentuan siapa calon presiden dan siapa yang akan menjadi wakilnya. Ini adalah persoalan rumit dan pelik karena akan berkaitan secara langsung dengan elektabilitas partai di tengah proses pemilu yang dilakukan secara serentak," kata Pangi dalam keterangannya Rabu (27/9/2023).
Menurut Pangi, PDI-P tidak akan dengan mudah mengorbankan posisinya sebagai partai pemenang pemilu demi memuluskan langkah Prabowo dan Gerindra.
"Begitu pula dengan Gerindra yang akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan Prabowo sebagai calon presiden, sekaligus mengantarkan keberhasilan legislatif bagi Gerindra sebagai partai pemenang pemilu," sambungnya.
Di sisi lain kata Pangi, jika format koalisi besar tidak terbentuk dan pada akhirnya ada tiga poros koalisi, hal ini akan menjadi dilema bagi kubu nasionalis (PDIP dan Gerindra) yang akan membuka peluang munculnya kuda hitam (Anies Rasyid Baswedan).
"Sebab jarak elektabilitasnya dengan Ganjar Pranowo tidak terpaut terlalu jauh," tegasnya.
Baca juga: Soal Arah Dukungan PSI dan Kaesang di Pilpres 2024, Cak Imin: Kita Dengar Sudah Gabung Pak Prabowo
Sebelumnya diberitakan Kompas.com, Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Habiburokhman mengatakan hubungan Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra dan PDI-P sebagai pengusung Ganjar Pranowo bisa diibaratkan seperti cinta pertama.
"Hubungan kami dengan PDI-P sendiri bagus banget ya. Kalau bisa diibaratkan, PDI-P itu cinta pertamanya Gerindra," kata Habiburokhman saat ditemui di Nusantara II Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (25/9/2023).
Ia lantas mengungkapkan rekam jejak Gerindra bersama PDI-P sudah terukir sejak 2009 silam, saat Gerindra baru berusia satu tahun.
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri saat itu maju menjadi capres berpasangan dengan Prabowo sebagai cawapresnya.
"Kami bekerja sama dan hampir menang waktu itu," ujarnya.
Kerja sama Gerindra dan PDI-P berlanjut pada 2012, dengan mengusung Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Oleh karena itu, Habiburokhman mengatakan, penyatuan Prabowo dan Ganjar bukan hal yang mustahil.