Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Momen Akrab dengan Jokowi Dianggap Jadi Sinyal, Ganjar atau Prabowo yang Paling Kuat Raih Dukungan?

Maka tak heran, kebersamaan Jokowi saat dengan capres tertentu dalam sebuah acara langsung diasumsikan sebuah sinyal dukungan.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Momen Akrab dengan Jokowi Dianggap Jadi Sinyal, Ganjar atau Prabowo yang Paling Kuat Raih Dukungan?
Kolase Tribunnews.com
Bacapres Ganjar Pranowo (kiri), Presiden Jokowi (tengah) dan Bacapres Prabowo Subianto (kanan). Kedekatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan bakal calon presiden (Bacapres) dapat dimaknai sebagai sinyal dukungan di Pilpres 2024. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kedekatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan bakal calon presiden (Bacapres) dapat dimaknai sebagai sinyal dukungan di Pilpres 2024.

Meskipun Jokowi tidak secara langsung memberi pernyataan mendukung satu calon tertentu.

Namun, banyak pihak yang memprediksi Jokowi akan menjadi king maker dalam Pilpres 2024.

Baca juga: Nama Cawapres Ganjar Mengerucut dan Tinggal Diumumkan, Khofifah dan Mahfud MD Disebut Berpeluang

Maka tak heran, kebersamaan Jokowi saat dengan capres tertentu dalam sebuah acara langsung diasumsikan sebuah sinyal dukungan.

Tak hanya itu, pernyataan Jokowi terkait Capres juga dapat ditangkap sebagai bentuk dukungan.

Lalu, siapa yang akan didukung Jokowi dalam Pilpres 2024?

Momen Kedekatan Jokowi dengan Ganjar

Jokowi saat menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat sempat bisik-bisik kepada Ganjar Pranowo.

Baca juga: Ganjar Lamar Anak Muda Masuk Timsesnya: Saya Beri Ruang yang Luar Biasa, Bisa Learning by Doing

Berita Rekomendasi

"Tadi saya bisik-bisik ke Beliau (Ganjar-red) 'Pak, nanti habis dilantik besoknya langsung masuk kedaulatan pangan'," ujar Jokowi dalam pidatonya, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Jumat (29/9/2023).

Momen bisik-bisik tersebut disebut sebagai sebuah kedekatan antara Jokowi dengan Ganjar.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan ada sinyal kuat yang diberikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi terhadap bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo.

Hal itu menyikapi bisikan Presiden Jokowi terhadap Ganjar agar mengedepankan program kedaulatan pangan bila terpilih menjadi presiden di 2024.

Capres PDIP, Ganjar Pranowo duduk bersebelahan dengan Presiden Jokowi dalam pembukaan Rakernas IV PDIP di JIExpo Jakarta, Jumat (29/9/2023).
Capres PDIP, Ganjar Pranowo duduk bersebelahan dengan Presiden Jokowi dalam pembukaan Rakernas IV PDIP di JIExpo Jakarta, Jumat (29/9/2023). (KompasTV)

Hasto mengatakan Ganjar diminta Presiden Jokowi untuk bergerak cepat mengurus masalah pangan.

"Sehingga ini juga menunjukkan sinyal yang sangat kuat, ini hardcode dari Presiden Jokowi terhadap Pak Ganjar Pranowo," kata Hasto pada sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9/2023).

Rambut Putih

Jokowi juga pernah memberikan pernyataan bersayap soal sosok Capres 2024 dalam acara Silaturahmi Nusantara Bersatu di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (26/11/2022).

Dalam kesempatan tersebut Jokowi menyampaikan Pidato di depan puluhan ribu relawannya yang membanjiri GBK.

Presiden Jokowi mengingatkan agar para relawannya hati-hati dalam memili calon pemimpin.

Presiden meminta relawannya memilih calon pemimpin yang mengerti keinginan rakyat.

“Hati-hati, saya titip hati-hati, memilih pemimpin hati-hati pilih pemimpin yang ngerti, yang ngerti apa yang dirasakan oleh rakyat, pilih nanti di 2024 pilih yang pemimpin yang ngerti tentang apa yang dirasakan oleh rakyat, setuju? juga pilih pemimpin yang tahu, yang tahu apa yang diinginkan oleh rakyat, apa yang dibutuhkan oleh rakyat,” kata Jokowi.

Baca juga: Kala Bisikan Jokowi Jadi Sinyal Kuat Dukungan Ke Ganjar 

Jokowi mengatakan pemimpin yang mikirin rakyat terlihat dari ciri fisiknya. Diantaranya yakni banyak kerutan di wajah. Selain itu juga ada yang rambutnya putih semua.

“Perlu saya sampaikan pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari mukanya itu kelihatan, dari penampilannya itu kelihatan, banyak kerutan di wajahnya karena mikirin rakyat, ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua ada,” katanya.

Presiden mengingatkan relawannya untuk hati hati memilih calon pemimpin, terutama yang wajahnya bersih tanpa kerutan.

“Kalau wajahnya cling bersih, tidak ada keritan di wajahnya hati hati, lihat juga lihat rambut rambutnya, kalau rambutnya putih semua ini mikir rakyat ini,” pungkasnya.

Banyak yang menafsirkan bila rambut putih merujuk pada sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Memang Ganjar Pranowo merupakan sosok yang identik dengan sosok berambut putih.

Namun, mengenai sinyal yang diungkap Jokowi tersebut hingga saat ini masih menjadi teka-teki.

Siapa yang akan didukungnya dalam Pilpres 2024, tentu hanya Jokowi sendiri yang mengetahuinya.

Kedekatan Jokowi dengan Prabowo

Jokowi juga memiliki kedekatan dengan bacapres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto.

Tak jarang keduanya melakukan kegiatan bersama. Bahkan keakraban mereka juga dapat disebut menjadi sebuah sinyal dukungan.

Momen keakraban Jokowi dengan Prabowo antara lain saat meninjau pabrik PT Pindad yang berada di Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Senin (24/7/2023).

Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjajal kendaraan taktis bernama Maung yang dibuat oleh PT. Pindad
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjajal kendaraan taktis bernama Maung yang dibuat oleh PT. Pindad (Dokumentasi BPMI Sekretariat Presiden)

Ada momen langka dalam kunjungan Jokowi ke PT Pindad tersebut. Jokowi menaiki mobil mobil buatan Pindad bersama Ibu Negara Iriana Jokowi.

Menariknya Jokowi disopiri oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Jokowi sesekali melambaikan tangan dari kendaraan kepada masyarakat yang memanggil namanya di sisi jalan. Begitu juga Prabowo yang sesekali melambaikan tangan saat sedang mengemudi.

Jatah Prabowo

Dalam HUT ke-8 Partai Perindro di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin, (7/11/2022), Jokowi justru memprediksi Prabowo Subianto yang akan menjadi presiden ke depan.

Dalam acara yang juga dihadiri Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tersebut, awalnya Jokowi menyinggung kemenangannya dalam Pemilu 2014 dan 2019.

"Dua kali di Pemilu Presiden juga menang. Mohon maaf Pak Prabowo," ujar Jokowi diikuti senyum.

Ucapan Jokowi tersebut disambut tawa dan tepuk tangan. Bahkan lebih heboh ketika Prabowo berdiri dan memberi hormat.

Prabowo merupakan rival Jokowi dalam Pilpres 2014.

Saat itu ia berpasangan dengan Hatta Rajasa dan dikalahkan Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla.

Baca juga: Silaturahmi ke Surabaya, Prabowo Didoakan Para Kiai NU

Lalu dalam Pilpres 2019, Prabowo kembali maju berpasangan dengan Sandiaga Uno.

Dalam Pilpres 2019 Prabowo kembali dikalahkan Jokowi yang berpasangan dengan Maruf Amin.

"Mohon maaf Pak Prabowo. Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo," kata Jokowi disambut tepuk tangan.

Tentu saja hal tersebut seakan menjadi sinyal bila Jokowi mendukung Prabowo Subianto.

Jokowi King Maker

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, Presiden Jokowi sangat berpotensi menjadi King Maker di 2024, bukan hanya bagi terbentuknya poros koalisi melainkan juga preferensi masyarakat terhadap para kandidat di pilpres.

“Jadi kalau koalisi itu kan pengaruh Jokowi kepada para ketua umum, tetapi pada tataran pemilih masyarakat itu pengaruh Jokowi kepada masyarakat dan itu kaitannya dengan tingkat kepuasan,” katanya.

Oleh sebab itu, Qodari menegaskan untuk dapat menjadi king maker di 2024, Presiden Jokowi harus mempertahankan tingkat kepuasannya minimal diangka 70 persen.

“Kalau Pak Jokowi mau jadi king maker di level masyarakat maka kemudian tingkat kepuasannya harus selalu tinggi minimal 70 persen. Semakin tinggi tentu posisi Pak Jokowi sebagai king maker akan semakin kuat dan tambah kuat peran sebagai king maker,” ucapnya.

Qodari membandingkan tingkat kepuasan menjelang akhir kepemimpinan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Jokowi, dimana saat akhir masa jabatan Presiden SBY sulit menjadi king maker karena tingkat kepuasannya rendah.

Baca juga: M Qodari: Jokowi-Isme dan Gelombang Sang Kaesang di Pemilu 2024

“Sebagai perbandingannya, peran sebagai king maker ini kan sulit dilakukan oleh SBY tahun 2013. Pertama karena dia sibuk dengan masalah partai politiknya, waktu itu banyak kasus. Kedua, setahun sebelum pencoblosan tingkat kepuasan SBY di surveinya Indo Barometer cuma 37 persen, bahkan beberapa bulan sebelumnya di survei LSI Lingkaran kalau nggak salah itu 35 persen saja,” ujarnya.

Sehingga menjadi mustahil, kata Qodari, jika tingkat kepuasan seorang presiden rendah dapat berpengaruh terhadap konstelasi pilpres berikutnya.

“Bahkan sebaliknya, kalau ada presiden petahana tingkat kepuasannya 30 persen itu malah bahaya bagi calon yang didukungnya karena justru akan kalah. Masyarakat tidak mau memilih calon yang diendorse oleh presiden yang tingkat kepuasannya rendah,” tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas