PKS Nilai Wajar Yenny Wahid Tak Mau Gabung Timses Anies-Muhaimin
PKS nilai wajar jika Yenny Wahid tidak mau bergabung ke tim sukses pasangan capres Anies Baswedan-cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Penulis: Reza Deni
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menanggapi soal Yenny Wahid yang tidak mau bergabung ke tim sukses pasangan capres Anies Baswedan-cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Menurut Jubir PKS Ahmad Mabruri, wajar jika Yenny menolak bergabung ke timses AMIN.
"Kalau Mbak Yenny kan memang dari dulu memang tidak akur sama Cak Imin. Jadi wajar lah," kata juru Ahmad kepada wartawan, Sabtu (14/10/2023).
Meski demikian, dia tak khawatir Yenny enggan bergabung dengan tim pemenangan Anies-Cak Imin.
"Saya kira Cak Imin punya kantong NU sendiri begitu juga Mbak Yenny ada kantong NU yang lain. Jadi tidak saling mengurangi atau menambah," ujarnya.
Di sisi lain, sosok Kapten Timnas AMIN yang menjadi motor pemenangan Anies-Cak Imin belum ditentukan.
PKS membandingan dengan bakal capres lain yang belum ada bakal cawapresnya.
"Belum. Sabar saja. Koalisi lain cawapresnya saja belum ada," pungkas Ahmad.
Baca juga: Anies Baswedan-Cak Imin Dapat Suntikan Dukungan dari Forum Kabah Membangun
Sebelumnya, Bakal cawapres dari Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, merespons pernyataan putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid, yang enggan masuk ke tim sukses Anies Baswedan dan dirinya.
Menurut Cak Imin, pernyataan Yenny Wahid itu tidak berpengaruh bagi duet AMIN (Anies-Muhaimin).
"Ngapain ditanggapi, enggak ngaruh," kata Cak Imin ditemui usia menjalani tes kesehatan di RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Jumat (13/10/2023).
Cak Imin menegaskan pernyataan Yenny itu tidak penting, sebab tidak akan mampu memecah suara PKB.
"Enggak penting, enggak penting," pungkasnya.
Sebelumnya, Yenny menegaskan dirinya tak akan mendukung pasangan Amin di Pilpres 2024.
Alasannya, kata Yenny, Cak Imin dianggap dulu telah mengkudeta Gus Dur dari pimpinan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Adapun kudeta itu dilakukan oleh Cak Imin melalui Muktamar PKB di Ancol pada 2008 silam.
Hal itu diungkapkan Yenny saat berada di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Selasa (5/9/2023).
"Akan sulit sekali bagi kami mendukung capres yang bersanding dengan orang yang pernah mengkudeta Gus Dur. Sulit, posisi kami sulit."
"Muktamar Ancol kurang apa terang benderangnya, di situ Gus Dur diganti, di situ Gus Dur dikudeta," kata Yenny.
Dijelaskan Yenny, pernyataan itu sebenarnya sudah ia jelaskan dari awal sebelum Cak Imin sah mendampingi Anies Baswedan.
Dengan demikian, pilihan politik Yenny antara dua poros, yakni mendukung Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
"Ya pilihan politiknya tinggal 2 dan sedang kami olah, kami melakukan proses komunikasi dengan kedua kelompok tersebut, kelompoknya Pak Prabowo dan Pak Ganjar," ucap Yenny.
Namun, hingga kini Yenny Wahid masih belum menentukan siapa capres yang akan didukungnya di Pilpres 2024.
Yenny mengaku akan melihat terlebih dahulu sosok cawapres yang akan mendampingi dua capres yang masih belum berpasangan, yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
"Minggu-minggu depan ini ya, kita lihat dulu nanti cawapres dari para capres siapa."
"Kita tentu memberi ruang sebesar-besarnya kepada para capres untuk memilih cawapres yang terbaik bagi mereka," kata Yenny, Selasa (10/10/2023).
Barulah Yenny bersama keluarga dan pendukung Gus Dur menentukan pilihan.
"Lalu dari situ kami dari keluarga dan pendukung Gus Dur akan membuat keputusan, setelah sudah lebih jelas (cawapresnya), InsyaAllah minggu-minggu depan ini," ujar Yenny.