Jubir TPN Ganjar: Kalau Mau Menang Pilpres, Pulau Jawa Wajib Jadi Perhatian
Pasalnya dari 204 juta Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024, 115,3 juta pemilih berada di Pulau Jawa.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara (Jubir) Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Presiden, Sunanto mengatakan tiga provinsi di Pulau Jawa yakni Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur wajib menjadi perhatian jika mau menang Pemilu 2024.
Pasalnya dari 204 juta Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024, 115,3 juta pemilih berada di Pulau Jawa. Di mana Jawa Barat memiliki pemilih terbanyak dengan 35,7 juta jiwa, disusul Jawa Timur 31,4 juta jiwa, dan Jawa Tengah 28,2 juta jiwa.
Baca juga: Profil Yenny Wahid, Putri Gus Dur Dukung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024, Langsung Dapat Tugas Penting
"Kalau mau menang harus menjadi perhatian, perhatian dalam konteks bahwa semua daerah tetap menjadi perhatian Ganjar-Mahfud di dalam ruang dan harapan ke depan," kata Cak Nanto saat berbincang bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, di Kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Kamis (26/10/2023).
"Artinya daerah karena jumlah penduduknya besar, ini suara rakyat kan maka semua kandidat akan memikirkan untuk itu. Tidak hanya kami, semua (kandidat) fokus bagaimana memenangkan," lanjutnya.
Sementara wilayah Jawa Barat menjadi salah satu perhatian besar bagi TPN Ganjar Presiden.
Baca juga: Jubir TPN Ganjar Bantah PDIP Bakal Keluar dari Kabinet Pemerintahan Jokowi
Hal ini karena pada Pilpres 2014 dan 2019, ketika PDIP mencalonkan Joko Widodo sebagai capres, suara di Jawa Barat terbilang stagnan.
"Jawa Barat. Bukan soal elektoral. Beberapa kali Pak Jokowi dua kali periode kalah di Jabar dan tidak naik-naik," jelas dia.
"Selain Jateng dan Jatim, Jabar juga pasti menjadi salah satu yang kemungkinan effortnya perlu dikencangkan karena disamping suara pemilu, tetapi juga kolaborasi persepsi orang-orang Jabar terhadap PDIP itu belum, butuh effort yang budaya dan tidak instan," ujar Cak Nanto.