PDIP Tunggu Gibran Kembalikan KTA, Masinton: Persoalannya Masih Ada Etika Enggak?
Masinton mengatakan jika KTA tersebut dikembalikan Gibran merupakan hal yang bagus.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mengungkapkan alasan partainya masih menunggu pengembalian Kartu Tanda Anggota (KTA) Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Masinton, hal itu berkaitan dengan etika.
"Ya persoalannya masih ada etika enggak?" kata Masinton ditemui di Jakarta Selatan, Minggu (29/10/2023).
Baca juga: Ganjar: Sampai Detik Ini Saya Menghormati Pak Jokowi, Menghormati Mas Gibran
Lalu ketika ditanya apakah Gibran Rakabuming tidak punya etika karena belum mengembalikan KTA. Ia menampik hal tersebut.
"Saya enggak katakan itu. Dalam politik itu penting etika dan adab. Karena politik itu bukan sekadar jabatan, bukan sekadar kekuasaan bahwa poltik itu adalah penugasan sikap etika dan keadaban," tegasnya.
Masinton mengatakan jika KTA tersebut dikembalikan Gibran merupakan hal yang bagus. Namun jika tidak, menurutnya bukanlah masalah.
"Ya kalau dia ngantar ya syukur. Nggak ngantar juga tidak apa-apa," kata Masinton.
Kemudian terkait tenggat waktu mengembalikan KTA tersebut. Ia menyebutkan tidak ada tenggat waktunya.
"Enggaklah. KTA sama aja kan seperti umpama kartu jurnalis sudah tidak ingin di salah satu media A, bisa dikembalikan bisa tidak. Bisa dikoleksi. Tapi intinya sudah resign dari perusahaan. Jadi simple saja," sambungnya.
Datang Tampak Muka Pergi Tampak Punggung
Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah mengatakan pihaknya menunggu Gibran Rakabuming Raka mengembalikan KTA partai.
"Maka etika politik itu kami tunggu untuk kita menerima KTA PDIP. Kalau meminjam istilah Mas Rudy (FX Hadi Rudyatmo), Solo, kalau orang timur itu datang tampak muka, kembali tampak punggungnya," kata Basarah di Kantor Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Sabtu (28/10/2023).
Baca juga: Neno Warisman Gabung Partai Gelora dan Dukung Pencalonan Gibran Sebagai Cawapres
Menurut Basarah, pihaknya menunggu niat baik dari putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu terhadap PDIP maupun Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Basarah menyebut Gibran telah keluar dari partai berlambang banteng moncong putih itu setelah mencalonkan diri menjadi cawapres Prabowo.
"Rakyat banyak pun telah menilai bahwa Mas Gibran dengan sengaja ingin keluar dan atau bahkan telah keluar dari keanggotaan PDIP sendiri," ujar Basarah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.