Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wawancara Eksklusif dengan Sekjen PAN Eddy Soeparno: Optimistis Menang Satu Putaran

Gibran Rakabuming sebagai cawapres Prabowo Subianto memiliki kemampuan kompetensi dan kapabilitasnya tetapi belum banyak diketahui publik.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Wawancara Eksklusif dengan Sekjen PAN Eddy Soeparno: Optimistis Menang Satu Putaran
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno usai diwawancarai secara khusus oleh Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribunnews, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2023). Eddy menegaskan kapastas Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wakil presiden bukan kaleng-kaleng. Selain itu, Eddy mengungkapkan PAN tidak kecewa Erick Thohir tak terpilih sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno meyakini pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) menang satu putaran.

Menurutnya, segala sesuatu di dalam politik yang sulit diprediksi bisa terjadi termasuk di pemilu Pilpres 2024.

“Saya melihat peluang untuk Pak Prabowo dan Mas Gibran untuk bisa memenangkan pertarungan ini dalam satu putaran selalu ada,” kata Eddy saat podcast di Gedung Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Kamis (2/11/2023).

Baca juga: Wawancara Eksklusif dengan Sekjen PAN Eddy Soeparno: Yakin Prabowo akan Rangkul PDIP

Dia mencontohkan saat Anies Bawedan maju dalam Pilkada DKI Jakarta tetapi memiliki elektabilitas sangat rendah, tiba-tiba bisa mengejar.

“Jadi itupun opsi itu harus kita pelajari juga,” ucapnya.

Eddy menyebut hal ini juga terjadi pada sosok Gibran Rakabuming sebagai cawapres Prabowo Subianto yang memiliki kemampuan kompetensi dan kapabilitasnya tetapi belum banyak diketahui publik.

Namun, Gibran memberikan keyakinan kepada publik saat deklarasi di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno.

Baca juga: PAN Sebut Prabowo-Gibran Punya Peluang Menang Satu Putaran

Berita Rekomendasi

”Kemarin publik agak kaget begitu Mas Gibran begitu lantang tegas dan begitu pasti membahas program-program pada saat awal kita berada di Indonesia arena sebelum berangkat dari KPU,” pungkasnya.

Lanjutan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Sekjen PAN Eddy Soeparno:

Apakah presiden bisa berada di posisi netral karena putranya jadi calon wakil presiden?

Saya yakin pak, karena apa, Karena pak presiden mempertaruhkan reputasi dan legacy-nya selama 9 tahun pemerintah negeri ini. Dan apa saya yakin bahwa Pak Presiden akan mempertahankan lagacy yang begitu kuat ini ya dengan bersikap netral.

Andai kata pun beliau tidak netral itu sesungguhnya sudah tidak bisa dilihat jejaknya, ketika masih Mas Gibran dan Mas Bobby maju di Pikada Solo dan Medan. Kenapa tidak ada keterlibatan Pak Jokowi.

Dan itu keyakinan saya tinggi karena Pak Jokowi ingin memelihara sebuah legacy yang menurut saya saat ini sangat-sangat baik sebagai presiden. Itu yang pertama.

Kedua, saya lihat memang menteri-menteri ini ya kalaupun mereka menjadi Jurkamnas menjadi tim pemenangan, apa pun yang dilakukan sudah Gampang sekali termonitor.

Tidak ada informasi yang sekarang ini tidak termonitor atau media sosial atau melalui media online televisi dan lain-lain. segala sesuatu itu transparan sudah bisa terlihat dengan jelas.

Jadi menurut saya kalau ada dan kondisi yang sekarang begitu transparan terbuka informasinya ruangnya itu sudah terbuka di depan masyarakat, ada yang masih berani bermain-main atau nakal menggunakan fasilitas negara, menggunakan kewenangan dan lain-lain.

Saya yakin masyarakat itu langsung akan langsung bersuara, netizen pasti akan teriak pasti dan jangan lupa netizen itu sekarang suaranya tuh amat nyaring dan cenderung netizen itu juga dianggap bisa memvonis dan dipercaya oleh masyarakat vonisnya.

Baca juga: Golkar Yakin Ridwan Kamil Bakal Gabung Tim Kampanye Prabowo-Gibran: Sejauh Ini Konsisten

Jadi saya kira ini risiko yang dihadapi oleh mereka-mereka punya kekuasaan kewenangan tetapi kalau tidak bijak menggunakannya tentu itu akan menjadi sasaran kritik dari masyarakat secara hebat.

Sebagai politisi senior Anda mengikuti tarik menarik Gibran Rakabuming yang tercatat sebagai kadernya PDIP, Pak Jokowi secara formal tercatat sebagai kader utama PDIP Perjuangan. Orang menyoroti etika politiknya seolah enggak ada gitu. Menurut Bapak, penting nggak unggah-ungguh politik atau gimana?

Pertama Mas Gibran sudah izin kepada Mbak Puan untuk maju di pilpres, dan saya kira itu etika politik yang baik. karena menyampaikan secara langsung kepada Mbak Puan yang mewakili pimpinan PDIP.

Nah apakah kemudian status keanggotaannya kemudian dicabut, diberhentikan atau lain-lain itu saya kira masalah yang saya tidak layak mengkomentari itu. Tetapi beliau sudah menunjukkan etika politik yang baik dengan menyampaikan kehendaknya bahwa akan maju.

Kedua Pak Jokowi itu juga tidak bisa campur tangan ketika putranya itu kemudian diusung oleh kita. satu yang jelas Pak Jokowi tidak pernah mengarahkan, tidak pernah mengarahkan partai-partai dukung Pak Prabowo dan Mas Gibran, enggak pernah gitu.

Tetapi juga dalam kesempatan saya melihat bahwa Pak Jokowi ya berdiri di atas semua kepentingan kelompok terutama partai politik. jangan memang ada unik. Beliau sebagai ayah kita juga sebagai presiden dan saya kira Jokowi mengambil posisi sebagai presiden untuk tidak mengintervensi keputusan dari partai politik.

Baca juga: PAN Sebut Prabowo-Gibran Punya Peluang Menang Satu Putaran

Pak Edy, sebenarnya melihat sebenarnya etika politik kita masih ada ya? Kalau di PAN mekanisme gimana sih kalau ada orang kader PAN, kemudian dipakai partai lain untuk jabatan publik, fatsunnya bagaimana?

Kalau kita tentu kemudian menawarkan kepada yang bersangkutan untuk apakah tetap berjuang bersama-sama atau kemudian berjuang bersama partai lain, kalau dia sudah menyatakan bahwa dia berjuang bersama partai lain tentu kami berhentikan.

Tapi Mas Gibran tidak pernah menyatakan akan berjuang dengan partai lain, tetapi berjuang bersama Koalisi Indonesia maju, dan tidak menjadi anggota Partai politik selain PDIP hari ini.

Kita punya masalah kampanye yang tidak panjang hanya 75 hari dan kemudian kalau kita melihat tahapan-tahapan Pemilu sampai ke Pilkada itu kan urutannya ketat. Apakah PAN pernah memikirkan bahwa jadwal yang begitu ketat sampai kemudian Pilkada serentak?

Memang kita melihat sebelum kita bicara keamanan kita bicara kesiapan dan kemampuan dari penyelenggara Pemilu atau melaksanakan pemilu dengan jadwal yang begitu padat ya.

Pada pemilu 2024 adalah tahun dengan kegiatan-kegiatan Pemilu dan Pilkada sehingga dari awal memang sudah diperhitungkan oleh teman-teman di komisi II bersama dengan pemerintah di waktu diwakili oleh Kementerian Dalam Negeri plus KPU dan Bawaslu untuk merancang jadwal Pemilu ini.

Nah jadwal ini sudah dirancang dengan mengasumsikan bahwa ada putaran kedua Pilpres plus ada Pilkada di bulan November. Sekarang teman-teman di komisi dua bersama-sama pemerintah merasa bahwa Pilkada ini bisa kok kita ajukan ke bulan September dan itu disanggupi oleh penyelenggara pemilu.

Sehingga dalam hal ini ya kita melihat bahwa kalau penyangga sanggup ya tentu kita bisa langsung.

Apakah penyelenggara Pemilu tidak memikirkan aspek keamanannya juga Pak karena kan bukan urusan dia ada keamanan. Mengapa tidak melibatkan aparat keamanan hanya KPU yang ditanya?

Kita melampaui Pilpres yang boleh dibilang demokratis ya secara langsung itu sudah beberapa kali. ya alhamdulillah semua dilalui dengan baik.

Baca juga: Gerindra Jateng: Berantas Kemiskinan Jadi Program Utama Prabowo dan Gibran Jika Menang Pilpres 2024

Cuman yang barang-barang kan baru ini sejarah baru loh Pak, Mulai dari Pilpres, Pileg, Pilkada dalam satu tahun yang sama Kan. Apalagi pilkadanya di seluruh wilayah Republik ini iya 500 sekian?

Tapi kita sudah pernah merasakan Pilkada serentak berjalan alhamdulillah lancar enggak ada yang 260-an ada yang 171 ya jadi alhamdulillah lancar tanpa ada keterangan.

Dan sekarang di dalam pilpres yang sebelum-sebelumnya 2019, 2014 bahkan 2009 itu kita lihat bahwa itu juga berjalan lancar.

Memang kerawanan itu ya kadang-kadang sulit diukur juga tapi kalau saya melihat hari ini kita melihat hari ini satu tidak ada nuansa politik identitas yang berpotensi memecah belah bangsa ini itu salah satu kerawanan pemilu, dan saya kira hari ini langsung mengenai politik identitas relatif relatif kecil.

Yang sekarang dibahas justru yang saya senang yang dibahas adalah gagasan dan program. program bagaimana peningkatan peningkatan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, terus kemudian kebersihan kepada ibu dan anak itu yang diperdebatkan. Saya rasa itu perdebatan yang sehat ya.

Di seluruh Indonesia saya kira sekarang kita melihat bahwa adanya ketersediaan yang cukup terhadap pangan, sembako terutama ya.

Sehingga kerawanan itu pun segera bisa diminimalisir. nah dalam hal ini ya saya dan teman-teman lain di parpol yang kita-kita yang ada di DPR yaitu merasa nyaman bahwa kondisi yang sekarang kita pelihara, meskipun tahapan-tahapan Pemilu ini boleh dibilang sangat intensif.

Baca juga: KPU Digugat karena Terima Pendaftaran Prabowo-Gibran, Begini Reaksi Komisi II DPR

Sekarang ini orang pasti bertanya-tanya pertimbangan PAN memilih Pak Prabowo ketimbang misalkan Mas Ganjar atau Mas Anies?

Pertama memang kita punya rekan jejak historis yang panjang dengan beliau. Pilpres 2014, 2019, 2024. Kedua kita sudah menitipkan agenda penting kepada Pak Prabowo, langsung disampaikan Pak Zul.

Pak Prabowo kita harus berdaulat secara pangan dan kami minta PAN menitipkan agar Pak Prabowo langsung memimpin sebagai komandan untuk memimpim program untuk kita melakukan tahapan untuk kedaulatan pangan ini, jadi langsung menyanggupi. satu hal yang bagi kita yang sangat membesarkan hati kita.

Dan ketiga memang ya kita sudah punya kerjasama yang baik ya dengan Gerindra dengan Pak Prabowo, jadi ibarat ritmen kerjanya sudah baik, kemudian sudah mengenal baik ibarat sebuah keluarga besar reuni.

Bukan karena PAN melihat bahwa Pak Jokowi condong kepada Mas Prabowo termasuk kemudian ada sinyal bahwa Mas Gibran boleh bergabung sehingga PAN lihat sampai ke sana?

Kita belum pihat sampai ke sana, karena kita berkeyakinan bahwa apa namanya bahwa Pak Prabowo itu adalah sosok tegas yang kita sudah pernah usung kita punya pengalaman yang baik dengan Pak Prabowo.

Meskipun belum berhasil menjadi Presiden dan memang kita melihat oportunity-nya besar untuk mendorong Pak Erick ketika itu ya sebagai cawapresnya.

Jadi banyak orang berpikir kan wah ini PAN bagaimanapun partai politik ini kan pragmatis Pak ya Siapa yang punya peluang menang lebih besar kalau didukung oleh pemerintah dalam hal ini presiden ya itulah yang diambil?

Bukan gitu, kita berkeyakinan kok apa pak presiden meskipun beliau kader PDIP beliau sebagai pembina politik di Indonesia itu akan berdiri di atas semua kelompok dan golongan.

Baca juga: KPU Digugat karena Terima Pendaftaran Prabowo-Gibran, Begini Reaksi Komisi II DPR

Pak sebagai politisi seniornya Apakah Pemilu ini bisa berlangsung satu putaran atau dua putaran perkiraan Bapak dan perkiraan boleh salah dong namanya perkiraan?

Tidak ada sesuatu yang impossible dalam politik, segala sesuatu itu bisa terjadi dalam politik. Saya melihat peluang untuk Pak Prabowo dan Mas Gibran untuk bisa memenangkan pertarungan ini dalam satu putaran selalu ada.

Tetapi saya juga melihat bahwa kita tidak pernah memikirkan Mas Anies Itu bisa menjadi gubernur DKI apalagi elektabikitasnya sangat rendah, tiba-tiba bisa mengejar. jadi itupun opsi itu harus kita pelajari juga.

Tapi kan ada faktor X waktu itu ketika Pilkada DKI Jakarta. Faktor X yang tidak pernah diperkirakan?

Sentimennya memang pada saat itu sentimen yang sangat kuat mendukung naiknya Mas Anies dengan mas Sandi ya jadi gubernur, betul ya.

Tetapi yang saya sekarang saya sekarang faktor itu kan enggak ada pak?

Dengan meskipun absennya faktor x ada sesuatu ada yang namanya faktor kejut, menurut saya surprise Fighter apa surprise kejut akan kemampuan kompetensi dan kapabilitasnya Mas Gibran yang belum diketahui oleh publik.

Kemarin publik agak kaget begitu Mas Gibran begitu lantang tegas dan begitu pasti membahas program-program pada saat awal kita berada di Indonesia arena sebelum berangkat dari KPU.

Nanti kita lihat akan ada kejutan-kejutan lainnya sehingga publik merasa bahwa ternyata Mas Gibran itu amat sangat mempuni. jauh dari kaleng-kaleng kita kan di partai politik kan punya insting yang tajam untuk melihat bahwa ya inilah calon-calon pemimpin yang memang layak.

Jadi enggak benar kalau disebut sebagai kader karbitan, atau calon pemimpin karbitan?

Saya kira tidak. Apalagi mau tidak mau kita enggak bisa pungkiri ya kalau misalkan saja keluarga Itu keluarga polisi, ya sehari-hari mereka duduk bersama di ruang makan di meja makan ya kemudian Ayah yang polisi gunakan anak yang juga masuk sebagai polisi berbicara mengenai hal-hal yang harus kepolisian.

Nah itu otomatis lebih cepat matangnya, begitu juga Mas Gibran bersama presiden pengalaman sangat hampir 9 tahun lebih jadi presiden dibandingkan dengan lari gitu, lebih cepat matangnya.

Berarti kalau di analogikan Pak Harto dulu kurang kurang ngobrol makan di meja makan ya Pak?

Atau mungkin pada saat itu putra-putri lebih punya minat untuk hal yang lain selain politik pada usaha.

Pak Eddy, apakah diskursus yang ramai sekarang ini mengenai urusan MK itu akan mempengaruhi elektabilitas Pak Prabowo sama Pak Gibran?

Saya kira yang saya sampaikan tadi segala sesuatu itu pasti ada pro dan kontranya.

Apapun yang terjadi dan apapun nanti akan terjadi nanti akan ada pro kontranya yang perlu kita jaga adalah bahwa pro dan kontra itu masih di dalam porsinya.

Artinya sudah masuk kalkulasi?

Tentu kita sudah memetakan apa saja menggerakan, kecuali ketika kita mengajukan misalkan Mas Gibran, Pak Erik, Pak Erlangga dan semuanya masuk dalam kalkulasi.

Tetapi menurut saya apapun yang bisa kita kemudian jawab dengan argumentasi dan rasionalitas yang jelas Tentu saya kira masyarakat dapat memahaminya dan ini merupakan tugas kami untuk itu.

Dan merupakan tugas kami juga untuk menyampaikan pada masyarakat ini loh calon wakil presiden kita ini adalah sosok muda tetapi ternyata amat sangat mampu untuk ikut bersama-sama Pak Prabowo untuk membangun dan memimpin negeri ini.

Sebagai politisi senior, ujung dari semua ini apa? Apakah bapak yakin rekonsiliasi besar, jadi koalisi besar, akan balik dan menerima hasil pemilu. Seperti pemilu 2019 seolah-olah negeri ini mau kiamat?

Itu adalah salah satu nilai dan contoh dalam berpolitik yang baik di Indonesia yang diberikan oleh Pak Jokowi, bahwa ternyata dengan apa kontestan atau pesaing yang paling sengit pun beliau bisa kok merangkul dan justru bersama-sama kemudian menjadi dream team untuk bersama-sama menjalankan program-program pemerintah.

Saya kok berkeyakinan bahwa kolaborasi yang merupakan kata kunci bagi keberhasilan nanti jika Pak Prabowo menjadi presiden 2024, kolaborasi ini akan kita akan berjalan juga.

Apalagi kita lihat bahwa setiap partai setiap kader partai itu memiliki kader tanggung, memiliki calon-calon pemimpin yang baik di bidangnya masing-masing yang tentu kalau tidak dimanfaatkan ya itu akan sangat sayang bagi kita untuk melewatkan itu.

Saya melihat satu akan ada kolaborasi pasca Pilpres yang akan kolaborasi tetapi memang untuk menjaga adanya demokrasi yang sehat tentu suara yang memberikan koreksi yang berada di luar pemerintahan harus ada.

Apakah itu dalam bentuk partai oposisi ataukah masyarakat koalisi masyarakat sipil yang kemudian bersuara lantang dan bisa bersuara lantang untuk bisa memberikan koreksi terhadap hal-hal yang dianggap Masih belum pas.

Jadi artinya masih membutuhkan pihak yang tidak bersama-sama dalam koalisi besar itu gitu maksudnya?

Secara otomatis, saya rasa akan ada pihak-pihak yang menyatakan bahwa kita berdasarkan posisi politik yang kita ambil kita tidak bergabung tetapi kita akan menjadi mitra yang ikut nanti bersama-sama memberikan peringatan kepada para pemerintah, mengingatkan pemerintah kalau ada yang masih belum pas masih ada yang belum sesuai dengan aturan atau sesuai dengan rencana yang perlu dikoreksi.

Boleh juga Pak Eddy menyampaikan apa sih alasan utama PAN untuk memperjuangkan Pak Erick menjadi calon wakil presiden meskipun kemudian ‘gagal’?

Kita berdasarkan rekam jejak. Pak Erick itu pernah mengakuisisi sebuah media harian yang saat itu sedang megap-megap kembang kempis dan kemudian diambil alih dikelola dengan baik sampai hari ini dan media itu masih eksis.

Kemudian Pak Erick Thohir dalam perjalanannya membantu Bapak Presiden untuk menyelenggarakan Asian Games 2018 menurut saya mission imposible karena waktu dan anggaran terbatas tetapi bisa berhasil dengan baik.

Beliau juga sebagai Menteri BUMN mampu mengkontribusikan dividen BUMN terbesar dalam sejarah Indonesia pasca reformasi.

Dan terakhir beliau sebagai Ketua Umum PSSI punya tangan dingin mengelola PSSI yang sekarang tidak dinamis lagi. Jadi rekam jejak ini jelas sehingga kami kemudian merasa optimis bahwa calon yang kita ajukan itu memiliki rekam jejak dan memiliki kompetensi untuk menjalankan tugas-tugas besar.

Termasuk elektabilitasnya yang juga tinggi sebagai bakal cawapres?

Iya itu otomatis tinggi dan itu kita lihat bahwa ketika beliau kemudian mengambil pucuk pimpinan PSSI dan berhasil menjalankan Asian Games 2018. Itu elektabilitasnya sangat tinggi.

Apakah ada Plan B-nya, misalkan Pak Erick Thohir ini kan sudah ngurus SKCK jadi kalau nanti ini ada apa-apa Pak Erick yang maju menjadi cawapres?

Kita tidak berpikir seperti itu, kita berpikir ketika kita sudah membuat keputusan saya sudah menghitung bahwa keputusan itu adalah sah dan patut dijalankan oleh semua pihak sehingga kita akhirnya memutuskan untuk melaksanakan itu.

Jadi kita tidak punya Plan B, kita juga dalam kemudian pelaksanaan pertarungan pilpres itu juga tidak punya Plan B. Yang ada hanya Plan A maju untuk menang

Kalau saya boleh tahu Pak Prabowo belakangan berkunjung kepada Pak Erick. Maknanya kunjungan ini apa?

Pak Erick itu kan tokoh muda yang berpotensial dan Pak Erick Thohir ini juga tokoh yang memiliki visi dan daya juang yang besar kemudian kalau beliau bergabung secara aktif bersama kami memperjuang Pak Prabowo tentu ini menjadi vitamin tambahan.

Tentu Pak Prabowo juga saya kira dalam mengajak Pak Erick bergabung juga memperhitungkan bahwa dengan adanya Pak Erick tentu tim kita yang sudah banyak pakarnya sudah banyak pelakunya itu semakin dikuatkan

Selain memiliki kemampuan untuk membaca dunia usaha karena beliau praktisi dunia usaha tentu sekarang dalam posisinya sebagai Menteri beliau kan juga sudah paham bagaimana mengoptimalisasi BUMN yang jumlahnya lebih besar sekali.

Yang mana BUMN juga memiliki misi yang khusus dan penting di negara kita jadi saya kira nilai tambah. Oleh karena itu ya saya apresiasi bahwa Pak Prabowo mendatangi Pak Erick dan tentu dan saya juga apresiasi Bapak Erick menyatakan siap untuk mendukung Pak Prabowo.

Jadi artinya sebenarnya persoalan antara bahwa Pak Erick enggak bisa jadi cawapres clear ya enggak ada masalah?

Saya kira itu semuanya memang kalau bisa ya kita kan berpikir berandai-andai enaknya kalau ada wapres ada tiga. Wapres bidang A, bidang B, dan bidang C. Tapi sayangnya kan enggak ada. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas